Menyikapi fenomena kesurupan massal yang terus terjadi itu, pihak sekolah kemudian berinisiatif untuk mengadakan doa bersama dan selametan.
Menurut kepercayaan masyarakat sekitar, konon para penunggu di area SMK Negeri 3 Magelang jadi marah dan merasuki murid-murid yang ada.
Pasalnya, beberapa hari sebelum kejadian, para siswa sempat terlibat latihan kesenian kuda lumping.
BACA JUGA:YouTuber Bongkar Bekas RS Ibnu Sina Magelang Kini Tak Angker Lagi
Kala itu, kesenian kuda lumping menjadi salah satu kegiatan extrakulikuler di SMKN 3 Magelang.
Dalam kepercayaan pelaku seni tari tradisional, biasanya para penari akan mengondisikan diri mereka di perbatasan antara dunia nyata dan gaib, sehingga mereka dengan mudah bisa dirasuki, alias kesurupan.
Hal inilah yang diduga menjadi titik awal peristiwa kesurupan massal di SMK Negeri 3 Magelang.
Ada juga versi lain cerita. Selain kegiatan ekstra kuda lumping, konon lahan yang digunakan untuk membangun sekolah ini dahulu merupakan lokasi kuburan massal pada zaman penjajahan Belanda.
BACA JUGA:Menilik 5 Fakta Lawang Sewu, Peringkat Satu Bangunan Paling Angker di Indonesia!
Salah seorang penjaga sekolah mengungkap penyebab kesurupan massal bersamaan dengan aktivitas pembangunan area sekolah.
Padahal kompleks sekolah memang terkenal terdapat banyak makhluk halus yang iseng.
Di saat yang bersamaan, kala itu pihak sekolah tengah menggali beberapa lubang untuk buangan air.
Konon katanya, penggalian itu berada tepat di atas bekas kuburan zaman Belanda.
"Saat itu kebetulan saya menangani siswa yang kesurupan. Mereka berakta bahwa ada kuburan zaman Belanda sudah diganggu (digali). Tapi memang, saat itu sekolah pas sedang menggali lubang untuk bangunan baru," kata Mas Henk, salah satu pelaku spiritual di Kota Magelang.
BACA JUGA:Terkenal Angker, 7 Kota Mati di Indonesia yang Kini Tak Berpenghuni Lagi
Banyaknya kasus kesurupan massal di SMK Negeri 3 Magelang, sehingga banyak melahirkan asumsi jika kompleks sekolah itu memang dulunya ada sebuah kuburan kuno. (*)