Luthfi Gaspol Tekan Inflasi Pangan Jateng, Dari Sawah Klaten ke Pasar Pekalongan

Luthfi Gaspol Tekan Inflasi Pangan Jateng, Dari Sawah Klaten ke Pasar Pekalongan

Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi saat memimpin High Level Meeting TPID Jateng di Hotel Gumaya, Rabu (16/7).-IST-MAGELANG EKSPRES

SEMARANG, MAGELANGEKSPRES.ID - Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi tancap gas. Inflasi pangan ditekan, distribusi diperkuat, dan kemitraan diperluas. Semua demi satu tujuan agar harga-harga terkendali dan masyarakat merasakan ketenangan.

Langkah tersebut tentu saja bukan tanpa alasan. Sebab, Jateng punya kekuatan besar sebagai produsen pangan.

"Kita punya beras dari Klaten, bawang dari Brebes, cabai dari Temanggung dan Rembang. Itu kekuatan kita," ujar Ahmad Luthfi saat memimpin High Level Meeting TPID Jateng di Hotel Gumaya, Rabu (16/7).

BACA JUGA:Resmi Dibuka, 9 Sekolah Rakyat Jadi Rumah Kedua bagi Anak-anak di Jateng

Namun di lapangan, harga pangan justru mengalami tekanan. Data per 8 Juli 2025 mencatat harga beras medium sudah menyentuh Rp13.565 per kilogram.

Bahkan, di beberapa kota seperti Semarang dan Pekalongan tembus Rp14.750 per kilgoram.

Kenaikan ini tentunya beriringan dengan naiknya harga gabah kering panen yang kini menyentuh Rp6.693 per kilogram.

BACA JUGA:Trump Naikkan Bea Impor, Luthfi Siapkan Jurus Jaga Ekonomi Jateng

Menanggapi hal itu, Pemprov langsung gerak cepat. Operasi pasar digelar. Toko TPID didirikan di 11 kabupaten/kota.

Luthfi memastikan bahwa langkah ini baru awal. Ia bahkan sudah meminta semua daerah membuka Toko TPID.

"Intinya bahwa kita harus bergerak secara bersama-sama," katanya.

BACA JUGA:Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Respons Pendirian Kopdes Merah Putih, Desa Pakopen Bahkan Sudah Beroperasi

Tak hanya urusan distribusi, penguatan dari sisi produksi juga jadi perhatian. Pemprov Jateng mendorong model kemitraan lewat skema champion commodity, dengan fokus pada bawang merah dan cabai rawit. Kini, sudah ada 15 mitra aktif dengan cakupan lahan tanam cabai hingga 300 hektare.

Di sisi lain, pembentukan ekosistem pangan lokal terus digenjot. Selain BUMD provinsi, ada pula koperasi dan BUMP (Badan Usaha Milik Petani) yang tersebar di berbagai daerah.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: magelang ekspres

Berita Terkait