Gubernur Ahmad Luthfi Jadi Sales di CJIBF 2025, Pamer Kemudahan Perizinan Investasi di Jateng

Gubernur Ahmad Luthfi Jadi Sales di CJIBF 2025, Pamer Kemudahan Perizinan Investasi di Jateng

Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, secara terang-terangan berperan sebagai tenaga pemasar investasi dalam ajang Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2025.-IST-MAGELANG EKSPRES

"Perizinan beres, insentif jelas ada. Kalau pemerintah pusat sudah memberikan, maka daerah mengikuti," jelasnya.

Selain itu, jaminan keamanan menjadi nilai tambah lainnya. Di Jawa Tengah, ia menyebutkan bahwa tidak ada premanisme yang mengganggu investasi.

BACA JUGA:Pemprov Turunkan Angka Kemiskinan di Jateng, Ahmad Luthfi Fokus Ke Berbagai Sektor

Karakter masyarakat Jawa Tengah yang tepo seliro atau saling hormat menghormati, memungkinkan para pengusaha untuk fokus pada urusan produksi.

Keuntungan selanjutnya adalah biaya investasi yang tidak harus dengan nominal besar. Ahmad Luthfi menyatakan bahwa investasi di Jawa Tengah menyasar padat karya, sehingga akan memberikan keuntungan ganda.

Investor akan mendapatkan tenaga kerja terampil, sementara masyarakat akan memperoleh peluang kerja.

BACA JUGA:Gubernur Ahmad Luthfi Buka Jasirah Race 2025, Ajang Pendorong Sport Tourism di Jawa Tengah

Kepala Administrator KEK Kendal dan KEK Industrilopolis Batang, Tjertja Karja Adil, turut menyampaikan pandangan senada.

Menurutnya, akan sangat merugi jika tidak ikut berinvestasi di Jawa Tengah, mengingat saat ini terdapat tren investasi yang masuk ke wilayah tersebut.

Ia mencontohkan adanya relokasi usaha dari Tiongkok dan Korea yang masuk ke Batang.

BACA JUGA:Cara Gubernur Jateng Verifikasi Data RTLH, Libatkan Ribuan Mahasiswa KKN dari 44 Perguruan Tinggi

Saat ini, jumlah pelaku usaha di KEK Kendal mencapai 128 pengusaha, berasal dari Tiongkok, Korea, Jepang, Singapura, dan Malaysia. Sementara itu, di KEK Batang terdapat 48 pelaku usaha.

Terkait hal tersebut, Deputi bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi BKPM, Riyatno, mengatakan bahwa banyak investor dari Eropa dan Amerika menanyakan soal energi yang digunakan untuk industri.

Mereka lebih tertarik menanamkan usaha jika ada dukungan di sektor energi terbarukan.

Perlu diketahui, target investasi Jawa Tengah pada tahun 2025 sebesar Rp 78,33 triliun. Hingga triwulan I, realisasi telah mencapai Rp 21,85 triliun (27,89%). Angka ini terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 7,77 triliun (36%) dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 14,08 triliun (64%).

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: magelang ekspres

Berita Terkait