VKTR Tertantang Bikin Kendaraan Listrik Transportasi Massal Antar-Provinsi
TEKNOLOGI. Komisaris Utama VKTR, Anindya Bakrie saat menjawab pertanyaan media tentang tantangan bus listrik produksi VKTR, bisa menjadi kendaraan massal AKAP-WIWID ARIF-MAGELANG EKSPRES
Sedangkan truk dinamai Kapuas, Progo, dan Musi.
Anindya menilai Indonesia punya modal besar jadi pemimpin industri hijau.
Sebab, bahan baku seperti nikel tersedia melimpah di dalam negeri.
"Kalau kita punya bahan mentah, kenapa tidak bangun industri dari hulu ke hilir. Sayang kalau cuma diekspor mentah tanpa ada merek lokal sendiri," ucapnya.
VKTR tidak hanya mengejar bisnis melainkan Anindya mengaku, ingin berkontribusi menekan subsidi BBM, mengurangi polusi, dan membuka lapangan kerja.
BACA JUGA:Bupati Magelang Lantik 8 Pejabat, Klaim Kantongi Rekomendasi BKN dan Kemendagri
"Efisiensi baterai dan strategi pengisian yang terukur, adalah tantangan bagi VKTR menciptakan transportasi massal dan truk antarpulau," tandasnya.
Ditambahkan Direktur Utama VKTR, Amri Aswono Putro bahwa kendaraan listrik komersial butuh charger khusus.
Jika tetap menggunakan SPKLU umum, kata dia, tidak cukup memenuhi kebutuhan daya besar seperti bus atau truk.
BACA JUGA:Percobaan Presiden Macron Sentuh Tangan Patung Buddha di Candi Borobudur Magelang
"Pengadaan charger adalah bagian dari investasi. Umumnya, investor menyiapkan sendiri stasiun pengisian di lokasi operasional armada," ujarnya.
Hal ini sudah diterapkan di Jakarta lewat armada Transjakarta.
Bus listrik VKTR digunakan operator seperti DAMRI, Sinarjaya, dan Mayasari Bakti dengan dukungan 15 unit charger 2 kali 100 KWH di pool masing-masing.
"Namun, fasilitas perakitan di Magelang jadi bukti komitmen VKTR terhadap energi bersih. Pabrik ini bukan sekadar tempat produksi, melainkan simbol kebangkitan industri kendaraan listrik nasional," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: magelang ekspres