Kader SAPA Perkuat Perlindungan Kekerasan Perempuan di Kota Magelang
(Dari kiri ke kanan) Kabid PPA DPMP4KB Kota Magelang Amalia Ila Diastri, Kepala DPMP4KB Kota Magelang Wawan Setiadi, dan Konselor Psikologi UPT PPA Kota Magelang Ine Indrawati berfoto bersama para peserta pelatihan Kader SAPA di Aula DPMP4KB.-DENISA PUTRI-MAGELANG EKSPRES
MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.ID - Ketidaksiapan psikologis kerap menjadi muara munculnya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Pasangan yang belum mapan secara mental cenderung rentan menghadapi konflik, dan pernikahan dini memperbesar kerentanan itu karena relasi dibangun dari fondasi emosional yang belum matang.
Topik tersebut mengemuka pada penguatan Kader Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) yang digelar Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DPMP4KB) Kota Magelang, Sabtu (15/11).
Melalui kader SAPA, pemerintah membangun pagar sosial agar perempuan berani melapor dan keluarga muda memperoleh pendampingan yang lebih sigap.
BACA JUGA:PNM Go Digital Latih 500 Perempuan Mekaar Magelang Naik Kelas Usaha
Pelatihan berlangsung di Aula DPMP4KB dan diikuti 34 kader serta dua perwakilan staf dari 17 kelurahan yang ada di Kota Magelang.
Kepala DPMP4KB Kota Magelang, Wawan Setiadi mengatakan, posisi kader SAPA berada pada lingkar paling dekat dengan dinamika keluarga. Dengan begitu, kemampuan membaca risiko kekerasan menjadi keahlian yang wajib dikuatkan.
“Kader SAPA berada di titik terdekat dengan warga sehingga perlu pembekalan yang memadai,” kata Wawan.
BACA JUGA:Borobudur Marathon 2025 Naik Kelas, Jawa Tengah Bidik Ikon Dunia
Ia memaparkan data pernikahan usia anak yang menunjukkan tren penurunan. Pada tahun 2023 tercatat 23 kasus, 17 kasus pada 2024, dan sembilan kasus hingga Oktober 2025.
Meski menurun, risiko tetap besar karena banyak pasangan muda menghadapi gejolak emosi, tekanan ekonomi, dan kecanggungan berkomunikasi. Seluruhnya menjadi pemantik konflik yang berpeluang mengarah pada kekerasan.
“Kombinasi itu menciptakan pola relasi yang rawan gesekan hingga berujung kekerasan,” ungkap Wawan.
BACA JUGA:Kasus Penipuan Mobil Grandmax di Kota Magelang, Pelaku Berhasil Diringkus Usai Kabur ke Pati
Ditambahkan, Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, DPMP4KB Kota Magelang, Amalia Ila Diastri bahwa para kader perlu memiliki kapasitas dan kompetensi. Karena itu, pelatihan bagi Kader SAPA serupa akan berlanjut sebagai program rutin.
“Kader SAPA adalah garda depan pencegahan kekerasan di akar rumput, maka kompetensi minimal yang perlu mereka miliki ialah empati dan kemampuan menjaga kerahasiaan klien,” ujar Dias.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: magelang ekspres
