Musafir Tidak Diwajibkan Shalat Jumat dan Hukum Safar di Hari Jumat

Musafir Tidak Diwajibkan Shalat Jumat dan Hukum Safar di Hari Jumat

Musafir Tidak Diwajibkan Shalat Jumat dan Hukum Safar di Hari Jumat--

Namun jika mereka shalat bersama para musafir, maka shalat dzuhur, ashar dan isya dikerjakan sebanyak 2 rokaat (secara qoshor), dan qoshor ini yang lebih afdhol walaupun jika mereka melakukan 4 rakaat, maka tidaklah masalah”
(Sumber : Fatwa Syaikh bin Baz nomer 39767)

Hukum Safar di Hari Jumat

Safar di hari Jumat tergantung waktu keberangkatan. Ada dua waktu yang perlu dibedakan yakni :

Pertama, perjalanan safar dimulai menjelang Jumatan, tepatnya setelah tergelincirnya matahari atau ketika adzan Jumat sudah dikumandangkan.

Ulama menegaskan, tidak boleh melakukan safar, jika perjalanan dimulai setelah masuk waktu Jumatan sementara dia belum shalat. Hal ini menyebabkan dia tidak shalat Jumat.

Dalam Fatawa Syabakah Islamiyah dinyatakan,

واتفقت المذاهب الأربعة على حرمة السفر بعد الزوال قبل أن يصلي

Ulama empat madzhab sepakat haramnya melakukan safar setelah matahari tergelincir, sebelum melaksanakan shalat Jumat (Fatawa Syabakah, no. 26271).

Kecuali jika dia harus mengikuti rombongan, sehingga ketika dia menghadiri Jumatan akan ditinggal rombongan atau akan terlewatkan tujuan utamanya untuk safar.

Imam Ibnu Utsaimin mengatakan,

إذا نودي للصلاة أي صلاة الجمعة فيحرم السفر على من تلزمه الجمعة؛ لقوله تعالى: “يٰأيّها الّذين ءامنوۤا إذا نودى للصّلوٰة من يوم الجمعة فاسعوا إلىٰ ذكر اللّه وذروا البيع ذلكم خيرٌ لّكم إن كنتم تعلمون.”، فأمر الله عز وجل بالسعي للجمعة وترك البيع، فكذلك يترك السفر؛ لأن السفر مانع من حضور الصلاة، كما أن البيع مانع من حضور الصلاة. لكن لو خاف فوات الرفقة وفوات غرضه لو تأخر فله السفر للضرورة

Apabila sudah dikumandangkan adzan shalat Jumat maka orang yang wajib Jumatan, haram memulai perjalanan safar. Mengingat firman Allah, yang artinya,

“Hai orang-orang yang beriman, apabila telah dikumandangkan adzan untuk shalat pada hari Jumat, maka bersegeralah menuju dzikrullah (Jumatan) dan tinggalkanlah jual beli. Hal itu yang lebih baik bagi kalian, jika kalian mengetahui.” Allah memerintahkan untuk segera mendatangi shalat Jumat dan meninggalkan jual beli. Demikian pula, hendaknya dia meninggalkan safar. Karena berangkat safar pada kondisi itu, akan menghalangi dirinya untuk menghadiri Jumatan, sebagaimana jual beli bisa menghalanginya untuk menghadiri Jumatan. Akan tetapi, jika dia khawatir ketinggalan rombongan, atau tujuan utama safar menjadi terlewatkan jika dia tunda dengan ikut Jumatan, maka dia boleh memulai sfar karena alasan darurat (Majmu’ Fatawa Ibnu Utsaimin, volume 16, bab. Shalat Jumat).

BACA JUGA:Shalat Ba’diyah Jumat yang Paling Afdhal, 2 Rakaat atau 4 Rakaat? Di Masjid atau Rumah?

Kedua, berangkat perjalanan dimulai jauh sebelum Jumatan

Ulama berbeda pendapat tentang hukum safar pada hari Jumat, terutama ketika perjalanan dimulai sebelum Jumatan.

A. Syafi’iyah berpendapat, safar pada hari Jumat hukumnya haram. Baik dilakukan sebelum maupun sesudah Jumatan. Mereka berdalil dengan hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,

من سافر يوم الجمعة دعا عليه ملكان أن لا يصحب في سفره و لا تقضى له حاجة

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: