Amal Sholeh yang Paling Dicintai Allah di Sepuluh Hari Pertama Dzulhijah
Amal Sholeh yang Paling Dicintai Allah di Sepuluh Hari Pertama Dzulhijah--
Ibnul Qayyim rahimahullah dalam Zaadul Ma’ad memberikan penjelasan yang bagus tentang masalah ini. Menurut beliau, sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan lebih utama dari sepuluh malam pertama dari bulan Dzulhijjah. Dan sepuluh hari pertama Dzulhijah lebih utama dari sepuluh hari terakhir Ramadhan.
Dari penjelasan keutamaan seperti ini maka tidak ada lagi kerancuan. Jelaslah bahwa sepuluh hari terakhir Ramadhan lebih utama ditinjau dari malamnya. Sedangkan sepuluh hari pertama Dzulhijah lebih utama ditinjau dari hari (siangnya) karena di dalamnya terdapat hari nahr (qurban) dan hari ‘Arofah (9 Dzulhijjah).
BACA JUGA:Pahalanya Melebihi Jihad, Inilah Keistimewaan 10 Hari di Awal Bulan Dzulhijah!
Amalan di 10 Hari Awal Dzulhijah Pahalanya Dilipatgandakan
Ada ulama yang mengatakan bahwa amalan pada setiap hari di awal Dzulhijah sama dengan amalan satu tahun.
Bahkan ada yang mengatakan sama dengan 1000 hari, sedangkan hari Arofah sama dengan 10.000 hari.
Keutamaan itu semua berlandaskan pada riwayat fadho’il yang lemah (dho’if). Namun hal ini tetap menunjukkan keutamaan beramal pada awal Dzulhijah berdasarkan hadits shohih seperti hadits Ibnu ‘Abbas yang disebutkan di atas. Mujahid mengatakan, “Amalan di sepuluh hari pada awal bulan Dzulhijah akan dilipatgandakan.”
7 Amalan Utama di Awal Dzulhijah
Sedikitnya ada 7 amal sholeh yang perlu kita siapkan mulai sekarang. Namun kitab isa mengerjakan sesuai dengan kemampuan.
Semakin banyak amal-amal yang kita kerjakan maka pundi-pundi pahala yang dikumpulkan semakin banyak.
Pertama, Puasa
Disunnahkan untuk memperbanyak puasa dari tanggal 1 hingga 9 Dzulhijah. Sebab Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendorong kita untuk beramal sholeh ketika itu dan puasa adalah sebaik-baiknya amalan sholeh.
Dari Hunaidah bin Kholid, dari istrinya, beberapa istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
عَنْ بَعْضِ أَزْوَاجِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ تِسْعَ ذِى الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنَ الشَّهْرِ وَالْخَمِيسَ.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya, …”
Di antara sahabat yang mempraktekkan puasa selama sembilan hari awal Dzulhijah adalah Ibnu ‘Umar. Ulama lain seperti Al Hasan Al Bashri, Ibnu Sirin dan Qotadah juga menyebutkan keutamaan berpuasa pada hari-hari tersebut. Inilah yang menjadi pendapat mayoritas ulama.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
