Mendoakan Tetangga, Amalan Minimalis Berbuat Baik pada Tetangga
Mendoakan Tetangga, Amalan Minimalis Berbuat Baik pada Tetangga--
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.” (QS. An-Nisa’: 36)
BACA JUGA:Mensucikan Jiwa dengan Muraqabah, Muhasabah dan Mujahadah
Maksud ayat, kata Ibnu ‘Abbas, sembahlah Allah adalah tauhidkanlah Allah.
Dalam ayat juga diperintah berbuat baik pada kedua orang tua.
Selanjutnya diperintahkan berbuat baik pada karib-kerabat, anak yatim, dan orang miskin.
Kemudian diperintah berbuat baik pada tetangga, mulai dari al-jaari dzil qurba.
Siapa itu? Ada dua pendapat dalam hal ini.
Ada yang menyatakan itu adalah tetangga yang punya hubungan kerabat. Hal ini menjadi pendapat Ibnu ‘Abbas. Ada yang menyatakan bahwa al-jaari dzil qurba adalah tetangga muslim.
Sedangkan tetangga jenis kedua adalah tetangga yang tidak punya hubungan kerabat yaitu disebut al-jaarul junub.
Ada juga ulama yang menyatakan bahwa yang dimaksud al-jaarul junubadalah tetangga Yahudi dan Nashrani.
Berarti kita diperintahkan terlebih dahulu berbuat baik pada tetangga yang masih punya kerabat, apalagi muslim.
Juga diperintahkan untuk berbuat baik pada ash-shahib bil janbi.
Siapakah itu?
Ada ulama yang berpendapat, itu adalah istri. Ada juga yang menyatakan itu adalah teman saat safar. Begitu pula ada pendapat yang menyatakan, itu adalah teman secara umum.
Lalu dalam ayat disebutkan lagi bentuk berbuat baik pada ibnu sabil, yaitu musafir yang terputus perjalanan. Begitu pula diperintahkan berbuat baik pada budak yang dimiliki.
Demikian penjelasan di atas disarikan dari Imam Ibnul Jauzi rahimahullah dalam kitabnya Zaad Al-Masiir.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: