Arus Mudik Harus Diantisipasi

Arus Mudik Harus Diantisipasi

MAGELANGEKSPRES.COM,PERCEPATAN penanganan Covid-19 masih menjadi fokus Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Pemerintah Kota (Pemkot) Tegal maupun Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Tegal diminta untuk melakukan antisipasi arus mudik yang diprediksi tetap akan membanjir menjelang Ramadan dan Lebaran nanti. Terutama, dari Jakarta yang kini diterapkan PSBB. “Gelombang mudik rasanya susah untuk dicegah. Karena itu, harus diantisipasi. Apabila tidak, saya khawatir. Apalagi, informasinya di Jakarta setiap kecamatan terdapat kasus Positif Covid-19,” kata Anggota Fraksi Partai Gerindra Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tegal Susanto Agus Priyono kepada Radar, Rabu (15/4). Antisipasi yang harus dilakukan, urai Susanto, antara lain menyiapkan ruang isolasi untuk pemudik. Gedung yang bisa dimanfaatkan termasuk aula sekolah. Kemudian, pendataan yang valid, penyediaan tempat cuci tangan, dan pemberian vitamin. Pemeriksaan secara berkala juga perlu dilakukan, tidak hanya dengan pengecekan suhu tubuh, namun melangkah ke upaya rapid test. Selain itu, pembagian masker untuk warga. Sebab, sejauh ini, banyak warga yang belum mematuhi imbauan untuk memakai masker, padahal, itu merupakan salah satu cara untuk mencegah penyebaran Covid-19. Susanto mendorong Pemkot meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada warga, baik melalui poster atau media lainnya. “Kami ingin dalam mengantisipasi arus mudik, Pemkot menyiapkan payung kesehatan untuk warga, terutama bagi pemudik,” jelas Susanto. Dalam Rapat Kerja di DPRD, Wakil Wali Kota Tegal Muhamad Jumadi mengatakan, meski dilarang, warga akan tetap mudik. Yang menjadi masalah, pemudik yang kembali tidak memiliki kesadaran mengisolasi diri selama empat belas hari. Mengenai ruang isolasi untuk pemudik, Jumadi telah berbicara dengan sejumlah pihak. Hal ini akan menjadi pembahasan lebih lanjut. Yang sedang dipikirkan juga saat ini, sambung Jumadi, adalah mengantisipasi terjadinya outbreak atau jumlah kasus Positif melebihi kapasitas ruang isolasi di Rumah Sakit (RS). “Apabila terjadi outbreak, kami siapkan rumah susun yang baru untuk menjadi RS. Sebelahnya, bisa untuk perawat. Itu kalau outbreak,” terang Jumadi yang juga Wakil Ketua Gugus Tugas. (nam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: