Carica Bakal Masuk Jejaring Kuliner Nusantara, Jadi Jalan untuk Potensi Lain

Carica Bakal Masuk Jejaring Kuliner Nusantara, Jadi Jalan untuk Potensi Lain

MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO – Dibentuknya jejaring kuliner nusantara yang melibatkan Wonosobo ditujukan untuk membentuk jejaring dari berbagai kabupaten/kota yang pernah diuji petik dalam Program PMK3I dengan pilihan utama kuliner. Kasi Ekonomi Kreatif Bidang Kebudayaan Disparbud, Astien Umariyah mengatakan, Baparekraf tengah membuat jejaring dari subsektor kuliner sebagai contoh untuk model kawasan kreatif sebagai salah satu program. Wonosobo akhirnya mengangkat Carica sebagai kuliner unggulan yang diharapkan bisa turut mendongkrak kuliner lain termasuk mi ongklok dan tempe kemul. “Dalam jejaring ini, Palembang sebagai Kota yang telah masuk dalam program KaTa di tahun 2019 menjadi contoh berbagi pengalaman bagaimana dari awal hingga sampai mengembangkan subsektor kulinernya, sebagai implikasi dari Program KaTa dari Bekraf yang dilaksanakan tahun 2019. Wonosobo sendiri ketika uji petik memasukkan tiga pilihan tertinggi yaitu kuliner, seni pertunjukkan, dan fotografi,” katanya dalam rapat bersama praktisi UMKM carica, akademisi, dan media di Wonosobo Creative Hub Mendolo, Kamis (9/7). Baca Juga Pilkades Desa Tening Diduga Cacat Hukum, Bupati Diminta Nonaktifkan Kades Terpilih Sebagai tujuan akhir dari pemetaan jejaring kuliner tersebut ialah pembuatan katalog yang akan diedarkan secara nasional. Sehingga penting untuk dibahas secara mendalam bagaimana pelaku umkm carica dalam mengelola usahanya. Terlebih carica wonosobo sudah memiliki Indikasi Geografis sekaligus sebagai komoditas khas yang tidak dimiliki daerah lain. “Selain secara geografis hanya khas di Wonosobo, dari sisi produksinya sudah melembaga dan massal, dari hulu sampai hilir sehingga secara massif bisa didapatkan di mana-mana. Namun butuh standarisasi kualitas yang didukung dengan komitmen para pelaku usahanya yang juga sudah dinaungi di klaster carica dari Bappeda,” imbuhnya. Senada, diungkapkan salah satu pemilik usaha pengolahan carica, Wiwik, uji petik yang dilakukan sekitar tiga tahun lalu memang mengangkat carica sebagai salah satu kuliner pilihan mengingat perputaran omzet ekonomi carica paling tinggi. “Nilai ekonomnya memang tinggi dari hulu ke hilir, apalagi ketika sektor pariwisata dalam keadaan normal tidak seperti sekarang ini. Bahkan saat pandemi berlangsung, saya masih mendapat permintaan dari berbagai daerah,” ungkapnya. Diungkapkan Wiwik, bahwa daya tahan Carica in Syrup selama ini memang yang menjadi masalah utama dalam peredaran produk mengingat untuk kemasan botol atau gelas hanya bertahan sekitar 12 bulan. Sedangkan dalam cup idealnya tidak lebih dari empat bulan. “Tren yang sangat disayangkan yaitu sekarang ada carica harga murah kualitas hancur, itu yang membuat banyak umkm justeru terimbas, karena yang bagus-bagus bersaing dengan yang asal-asalan. Imej bagi pembelinya yang kurang bagus dan mungkin saat mencicipi carica pertama kali langsung kapok,” ungkap ketua MPIG Carica, Toro. (win)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: