Cegah Stigma Negatif Penyintas Covid-19, Pemkot Magelang Bakal Bentuk Forum Komunikasi

Cegah Stigma Negatif Penyintas Covid-19, Pemkot Magelang Bakal Bentuk Forum Komunikasi

MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG SELATAN - Tantangan lain dihadapi mantan pasien Covid-19. Meski sudah dinyatakan sembuh, mereka tak bisa beraktivitas normal di lingkungannya. Sebagian warga belum yakin jika keberadaan para alumni penyintas Covid-19, sebenarnya tidak membahayakan orang lain. Oleh karena itu, Pemkot Magelang berencana membentuk tim khusus mengedukasi masyarakat sekaligus memberi pendampingan para alumni pasien Covid-19. Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Magelang, Joko Budiyono mengatakan, permasalahan psikologis menjadi hal penting yang harus diselesaikan. Sebab, jika kondisi psikis atau kejiwaan penyintas terganggu, imunitasnya juga akan terpengaruh. Hingga Minggu (15/11) pasien sembuh di wilayah setempat mencapai 254 orang. Menurutnya, memang ada asumsi di masyarakat bahwa pasien Covid-19 yang sembuh masih membawa dan menularkan virus tersebut. Resistansi itu terjadi karena minimnya pengetahuan tentang Covid-19. ”Jadi memang ada asumsi dan persepsi penyintas Covid-19 yang telah mendapatkan surat sehat dari puskesmas ini masih dapat menularkan virus lagi ke orang lain. Padahal tidak. Dia justru imunitasnya lebih tinggi,” kata Joko, Senin (16/11). Stigma yang salah tentang alumni Covid-19 dapat menularkan virus lagi, kata Joko, harus diluruskan. Joko menegaskan, justru yang lebih berisiko menularkan adalah berkontak dengan orang-orang luar daerah dari zona merah dan tidak menerapkan protokol kesehatan 3M (mengenakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun). Baca Juga Protes Sopir Angkot Terkait Halte Trans Jateng Berlanjut, Sopir Angkot Datangi Kantor Bupati Purworejo ”Kalau pemerintah sudah mengeluarkan surat sembuh ini, otomatis yang bersangkutan sudah sehat dan bisa beraktivitas normal kembali. Yang mengeluarkan surat itu dokter ahli dan kita harus yakini itu,” tuturnya. Untuk mencegah stigma negatif ini berkembang, Pemkot Magelang berencana membuat forum komunikasi antara mantan pasien, dinas kesehatan, dan lainnya. Tujuannya, memberikan penjelasan dan edukasi bahwa pasien yang dinyatakan sembuh boleh beraktivitas kembali. ”Ini persoalan hak-hak kemanusiaan untuk melanjutkan hidup. Jangan sampai, penyintas Covid-19 yang sudah rela diisolasi, yang sudah berjuang untuk kesembuhannya, justru mendapat perlakuan tidak menyenangkan. Saya harap, masyarakat dan siapa pun bersama-sama menghilangkan stigma terhadap mantan pasien Covid-19,” paparnya. Dengan strategi ini, Joko yakin, stigma negatif kepada para penyintas Covid-19 bisa dicegah. Pihaknya tak ingin, alumni penderita corona terbebani dengan masalah psikis ketika kembali ke lingkungannya. ”Kami khawatir kalau tidak ada pemahaman edukasi tentang Covid-19 ini, masyarakat akan berstigma negatif terhadap pasien Covid-19 yang sudah sembuh. Padahal, mereka yang sudah sembuh sebenarnya punya kekebalan yang lebih dibandingkan dengan yang tidak tertular,” ucapnya. Ia berharap, masyarakat dapat kompak, disiplin bersama-sama, dan saling menguatkan untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona. Cara-cara itu bisa dilakukan dengan kesadaran keilmuan. ”Masyarakat harus yakin bahwa yang bersangkutan sudah sembuh dari Covid-19 dan boleh kembali beraktivitas normal. Kita akan berikan edukasi secara terus menerus, juga memberikan pendampingan,” tandasnya. Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Magelang, dr Majid Rohmawanto menegaskan, proses pendampingan kepada alumni penyintas Covid-19 di Kota Magelang sebenarnya sudah dilakukan dengan melibatkan petugas Puskesmas. Meski sifatnya masih sederhana, dan belum begitu masif. ”Sejauh ini belum ada laporan dari masyarakat soal stigma negatif ini. Kami harap, masyarakat bisa terbuka, dan menanyakan kepada ahlinya tentang Covid-19 ini,” ujarnya. Menurutnya dibanding memberikan stigma negatif kepada para penyintas Covid-19, akan lebih mulia bila masyarakat justru bersama-sama memberikan dukungan. Sebab, dengan cara demikian, diyakini membuat alumni pasien mudah bangkit kembali dan beraktivitas normal. ”Kalau mendapatkan tekanan psikis ini dikhawatirkan dapat menimbulkan penyakit baru. Ini menjadi tugas bersama, tidak hanya pemerintah saja, agar semua paham, pasien yang sudah sembuh dari Covid-19 ini tidak lagi berbahaya,” katanya. (wid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: