Dolalak Jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia

Dolalak Jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia

PURWOREJO - Dolalak, tarian khas Kabupaten Purworejo, resmi ditetapkan sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia. Penetapan itu dilakukan dalam Sidang Penetapan WBTB Indonesia yang diadakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tanggal 13-16 Agustus 2019 di Jakarta. \"Ada sertifikat dari pengakuan itu, tapi penyerahanya kapan kami belum tahu,\" kata Kepala Bidang Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dinparbud) Purworejo, Agung Pranoto, Sabtu (17/8). Diungkapkan, usulan menjadikan Dolalak sebagai WBTB sebenarnya sudah dilakukan pada tahun 2018. Namun, masih ada beberapa hal sehingga saat itu belum mendapat pengakuan. Pengakuan dan penetapan baru diberikan pada tahun 2019 ini. Kabupaten Purworejo dihubungi oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah untuk segera melengkapi beberapa persyaratan, di antaranya bentuk pakaian, narasi gerak, serta bentuk lagu. \"Dua bulan lalu, setelah mendapat pemberitahun itu kami berusaha untuk melengkapinya. Kami memilih Dolalak Kaligesing sebagai barometer pengembangan Dolalak untuk melengkapi data yang dibutuhkan,\" ungkapnya. Agung berharap adanya penetapan itu akan memotivasi kelompok-kelompok untuk tetap melakukan upaya pelestarian budaya. Selain itu, bentuk-bentuk asli Dolalak tetap dijaga walaupun ada tuntutan Dolalak sebagai seni pertunjukan. Berdasarkan sejumlah literasi diketahui bahwa Dolalak merupakan bentuk seni pertunjukan yang berkembang luas di Purworejo. Gerak dasar tarian ini dikreasikan oleh tiga orang dari Desa Trirejo Kecamatan Loano saat berada di camp Belanda. Mereka menirukan gerak-gerakan dansa serdadu Belanda saat berada di dalam camp. Selepas dari dalam camp, mereka mengembangkan bentuk tari itu dalam kreasinya. Ada banyak lagu yang mengiringi tarian ini dan diadopsikan dari lirik-lirik bernuansa Islami. Seiring perkembangannya, ada perubahan penari Dolalak karena mengikuti trend. Jika dulunya ditarikan oleh kaum pria, sekarang lebih banyak ditarikan oleh kaum perempuan. Tidak hanya berkembang di Purworejo, tarian ini sudah merambah ke beberapa kabupaten di sekitar Purworejo. Iringannya pun berubah, tidak hanya mengandalkan jidur, rebana, dan kendang semata. Namun kelompok seni Dolalak sudah banyak yang menggunakan alat musik modern berupa organ. Lagunya pun sudah ada yang bergeser. Tidak sedikit grup menyanyikan lagu-lagu yang sedang hits dan digandrungi oleh masyarakat. Pada tanggal 26-27 Juli 2019 lalu, Dolalak ditampilkan oleh tujuh penari putri dari Sanggar Tari Prigel Purworejo di Kota Stockholm Negara Swedia. Ketujuh penari itu yakni Melania Sinaring Putri, Sri Ardiati, Rini Setyoningsih, Gayuh Widiarti, Dyah Ayu Isti Sumarah, Sentri Captian Ningsih, dan Niken Kharisma. (top)        

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: