Tiga Pasar Destinasi Digital di Wonosobo Dilatih Survive

Tiga Pasar Destinasi Digital di Wonosobo Dilatih Survive

MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO – Selama dua hari terakhir sejak Senin (27/7), para pengelola pasar tematik atau pasar tiban di tiga desa di tiga kecamatan dilatih mempersiapkan destinasinya untuk bisa tetap beroperasi di masa new normal. Selain menyiapkan protokol, juga diharapkan untuk bisa menyiapkan ke digitalisasi katalog produk untuk mendukung penjualan. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Wonosobo lewat pelatihan yang difokuskan pada tiga pengelola pasar yakni Pasar Ting, Pasar Kumandang, dan Pasar Projo Buritan mendorong kesiapan ketiganya untuk bisa menyiapkan pasar digital. “Meskipun nantinya ada konsep pasar digital atau marketplace, tetap destinasi mereka disiapkan di masa new normal dengan penerapan protokol kesehatan. Mengingat mereka menyuguhkan atraksi kuliner yang harus benar-benar dijaga dari sisi kesehatannya,” ungkap Kabid Pengembangan Destinasi Wisata Disparbud, Edi Santoso, di Joglo Mudal, kemarin (28/7) Pelatihan dengan materi tranformasi pasar digital tersebut juga menghadirkan beberapa narasumber ahli di bidang pengelolaan desa wisata. Ketiga pasar di kawasan Bojasari Kertek, desa Kadipaten, dan Mudal Mojotengah itu diperkirakan akan kembali aktif pada Agustus mendatang. Diharapkan bisa kembali menjadi daya ungkit ekonomi masyarakat. “Selama pandemi sejak Maret lalu mereka sudah tidak beroperasi sampai sekarang, tentunya selain sarana prasarana, butuh kesiapan para pengelolanya juga. Maka momen ini sangat bagus untuk menyiapkan mereka terutama untuk bisa memanfaatkan teknologi untuk membantu mereka memasarkan produknya. Tapi untuk pembukaan kita masih menunggu dari kebijakan dari daerah maupun provinsi,” ungkapnya. Salah satu pemateri, Eko menyebut, beberapa cara yang paling ideal adalah bagaimana mereka tetap survive dengan apa yang saat ini dimiliki. Misalnya mereka telah memiliki media sosial maka bisa dioptimalkan. Lebih bagus lagi jika mereka sudah memiliki website khusus yang menjadi portal untuk pasar masing-masing. Namun, pada prinsipnya dua hal tersebut bisa dipadukan. “Salah satu solusinya, misalnya ada pembatasan waktu buka seperti misalnya dari jam 8 pagi sampai jam 12, maka setelahnya bisa dijual secara online. Sehingga tetap bisa bertahan di kondisi seperti sekarang ini,” ungkapnya. (win)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: