Kualitas Bagus! Melihat Tembakau Lereng Gunung Sumbing yang Paling Dinanti Pabrikan

Kualitas Bagus! Melihat Tembakau Lereng Gunung Sumbing yang Paling Dinanti Pabrikan

Salah seorang petani asal Desa Legoksari, Kecamatan Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung tengah berada di lahan tembakau miliknya. Foto: rizal ifan chanaris.--

TEMANGGUNG – Kendati curah hujan masih cukup tinggi sampai saat ini, akan tetapi para petani asal lereng Gunung Sumbing, tepatnya di Desa Legoksari, Kecamatan Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung mengaku hal tersebut belum begitu berdampak pada tanaman tembakau milik mereka.

Seperti diungkapkan salah seorang petani setempat, Robin (35). Menurutnya, agar hasil panen tembakau mereka berkualitas, paling tidak panas sudah muncul secara konsisten mulai awal Agustus hingga akhir bulan September.

“Kalau saat ini masih turun hujan, bagi tanaman tembakau belum begitu berpengaruh. Tetapi, agar kualitas hasil panenan maksimal paling tidak awal Agustus sampai akhir September sudah harus memasuki kemarau karena panas matahari sangat dibutuhkan untuk mengolah tembakau, mulai pemetikan hingga proses penjemuran,” jelasnya, Minggu (17/7/2022).

Dijelaskan, saat ini mayoritas petani di lereng Sumbing tengah memasuki masa toping atau munggel. Yakni pemetikan 4 lapis daun teratas ke bawah dengan maksud agar kualitas daun tembakau di bagian bawahnya lebih maksimal.

Mereka berharap, dengan kondisi cuaca seperti yang diharapkan, nantinya panenan tembakau memiliki kualitas yang mumpuni sehingga dapat terserap seluruhnya ke pabrikan sekaligus harganya jualnya juga tinggi.

“Kalau memang berjalan seperti rencana, inginnya ya tembakau panenan petani dari sini terserap semua ke pabrikan. Karena diprediksi kualitas tahun ini lebih baik dibanding tahun lalu. Kalau rata-rata desa ini menghasilkan 10.000 keranjang atau sekitar 40 ton tembakau setiap musim panen dengan rentang harga jual Rp 35.000 sampai Rp 90.000 per kilogram tergantung grade atau totolnya,” bebrrnya.

Hal serupa juga diungkapkan petani lain, Jumbadi (62). Ia juga menyebut bahwa turunnya hujan di saat ini belum begitu berdampak bagi tanaman. Namun apabila kondisi seperti ini berlanjut hingga bulan Agustus, maka para petani akan mulai merasa resah.

“Sekarang kalau hujan masih normal, tetapi kalau Agustus masih hujan ya berat karena petani sedang melakukan petik dan penjemuran,” akunya.

Selain pabrikan mengutamakan tembakau lokal, dirinya juga berharap agar harga jual tahun ini lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya. Pasalnya, kualitas tembakau asal Desa Legoksari diklaim menjadi yang terbaik dibanding hasil panen tembakau di wilayah lain.

“Tembakau sini memang paling dinanti pabrikan karena kualitasnya bagus. Mungkin karena kondisi geografis dan tanahnya memadai. Makanya harga jualnya stabil mulai Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu untuk totol A. Rp 50 ribu sampai Rp 60 ribu totol B, Rp 60 ribu sampai Rp 80 ribu totol C, dan Rp 90.000 per kilo totol C+,” pungkasnya. (riz)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: