Korban Laka di Kertek, Usai Penuhi Tanggapan Campursari di Wonosobo

Korban Laka di Kertek, Usai Penuhi Tanggapan Campursari di Wonosobo

Jenazah korban kecelakaan maut di Simpang Empat, Kertek, Kabupaten Wonosobo tiba di Dusun Jambon, Desa Gandurejo, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung, Sabtu (10/9/2022) siang. (Foto: rizal ifan chanaris.)-Temanggung Ekspres-magelang ekspres

TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Suasana duka menyelimuti Dusun Jambon, Desa Gandurejo, Kecamatan Bulu, Kabupaten TEMANGGUNG saat tiga jenazah korban kecelakaan maut di Simpang Empat Kertek, Kabupaten Wonosobo tiba di rumah duka, Sabtu (10/9/2022) siang.

Ketiganya tiba dengan diantar menggunakan mobil ambulance RS PKU Muhammadiyah Wonosobo sekitar pukul 11.30 WIB. Jenazah yang berada di dalam peti kemudian disholatkan oleh pihak keluarga dan warga untuk selanjutnya dimakamkan di TPU desa setempat.

Kepala Desa Gandurejo, Nurochmat mengungkapkan ketiga warganya itu bersama rekan sesama anggota kelompok kesenian campursari lainnya bertolak ke daerah Margolangu, Kalibawang, Kabupaten Wonosobo dalam rangka memenuhi tanggapan menghibur sebuah acara yang dihelat pada malam hari.

Naas, saat berkendara pulang menggunakan sebuah kendaraan pick up jenis L300, rombongan tersebut mengalami kecelakaan di seputaran Simpang Empat, Pasar Kertek sekitar pukul 2.30 WIB dini hari.

“Di lokasi tersebut kendaraan L300 yang mereka tumpangi dan mengangkut seperangkat alat musik gamelan mengalami kecelakaan maut. Mereke ditabrak oleh sebuah bus yang melaju kencang, di duga mengalami rem blong dari arah berlawanan,” jelasnya.

Ia mengungkapkan, tiga dari enam korban meninggal dunia merupakan warganya asal Jambon, Desa Gandurejo, Kecamatan Bulu. Masing-masing adalah Nur Suwarto dan Andi Bachtiyar adalah warga Dusun Jambon 2 dan Ponijan warga Dusun Jambon 1.

“Ketiganya masih satu keluarga. Nur Suwanto dan Andi adalah kakak beradik, dan Ponijan masih keponakan keduanya,” bebernya.

Ditambahkan, ketiganya selama ini dikenal sebagai pribadi yang baik dan memiliki jiwa sosial tinggi. Mereka dikenal merupakan seniman campursari yang sering mendapat tanggapan pementasan di berbagai acara.

“Mereka memang keluarga seniman dan budaya. Dari ketiganya, hanya Ponijan yang masih lajang. Yang lain sudah berkeluarga dan meninggalkan istri beserta anak-anaknya,” ungkapnya.

Dalam kecelakaan maut tersebut, enam orang tewas dimana mereka tergabung dalam satu grup kesenian campursari, termasuk dua orang penyanyi bernama Dita dan Yuli yang juga warga Kabupaten TEMANGGUNG. (riz)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelangekspres.com