Hubungan Antara Tingkat Kenaikan Harga BBM Dengan Tingkat Kemiskinan
Ilustrasi--
MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Apa benar bahwa kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) memicu lonjakan harga-harga kebutuhan masyarakat yang pada akhirnya meningkatkan kemiskinan? Banyak masyarakat yang merasa resah atas kebijakan kenaikan BBM. Apa hubungan yang signifikan antara kenaikan harga BBM dengan kenaikan harga pokok yang lain. Pada saat diterapkannya kenaikan harga bahan bakar minyak memicu kenaikan harga-harga bahan pokok yang dirasakan masyarakat, apa tindakan yang dilakukan pemerintah untuk menanggulangi hal tersebut?
Kebijakan pemerintah untuk menaikkan barga bahan bakar minyak menimbulkan perbedaan pendapat dari beberapa ahli ekonomi, tentunya ada yang mendukung dan ada juga yang kontra. Yang mendukung berasalan bahwa kenaikan harga bahan bakar minyak dilandasi karena beberapa pertimbangan antara lain pertama, bahwa selama ini sebenarnya yang menikmati subsidi BBM adalah kalangan menengah ke atas, dimana mereka mempunyai kendaraan yang digunakan untuk operasional sehari-hari berupa mobil atau kendaraan lain. Kedua, lebih hemat dan ramah lingkungan karena pemangkasan subsidi membuat harga BBM khususnya premium dan solar menjadi lebih wajar, dengan harga yang lebih tinggi maka penggunaannya akan lebih selektif ketiga, anggaran yang untuk subsidi BBM bisa dialihkan dan digunakan supaya lebih bermanfaat dan berguna bagi rakyat banyak, misal untuk meningkatkan anggaran untuk pendidikan dan kesehatan. Anggaran bisa dipakai membiayai berbagai kegiatan untuk memperbaiki kualitas hidup kaum kurang mampu, seperti membangun infrastruktur maupun perbaikan layanan pendidikan. Keempat, sering kita dengar adanya penyelundupan BBM oleh beberapa oknum, hal ini terjadi karena harga BBM di dalam negeri lebih murah dibanding di luar negeri. Mereka menjual harga BBM ke pihak luar untuk memperoleh untung yang lebih besar. Hal ini bisa dihindari jika harga BBM di dalam negeri sama dengan di luar negeri. Sehingga cerita atau penangkapan penyelundupan BBM tidak terjadi lagi.
Sementara pihak yang kontra berpendapat, pertama bahwa kenaikan BBM akan memicu kenaikan harga yang barang lain, artinya jika selama ini harga barang dan jasa sudah tinggi maka dengan adanya kenaikan harga BBM akan semakin memberatkan masyarakat. Kedua daya beli masyarakat menurun akibat dari kenaikan harga BBM, yaitu dengan adanya kenaikan harga BBM maka pos pengeluaran yang tadinya bisa dibelanjakan ke hal lain menjadi tidak bisa karena sudah digunakan untuk membeli BBM ini sebagai bukti menurunnya daya beli masyarakat pada produk tertentu. Ketiga, tingkat inflasi sulit dikendalikan, dengan alasan karena kenaikan harga BBM dapat diprediksi menaikan tarif ongkos produksi yang pada akhirnya harga barang jadi menjadi naik. Keempat potensi tingkat pengangguran menjadi lebih tinggi, dengan ongkos produksi yang semakin tinggi maka perusahaan menjadi semakin banyak atau berat biaya operasionalnya dan akibatnya perusahaan tidak mampu memproduksi barang-barang dan pada akhirnya terjadi efisiensi terhadap tenaga manusia. Untuk diketahui bahwa bahan bakar minyak menjadi komoditi yang sangat penting dalam kegiatan operasional perusahaan atau masyarakat, perusahaan atau masyarakat sangat bergantung akan keberadaan bahan bakar minyak baik untuk kebutuhan pribadi maupun kebutuhan perusahaan secara umum.
Di banyak negara ketergantungan akan kebutuhan bahan bakar minyak sangat tinggi apalagi di negara maju yang banyak memproduksi barang-barang jadi yang prpses produksinya banyak menggunakan mesin, tetapi apakah benar bahwa kenaikan harga bahan bakar minyak memicu tingkat kemiskinan? Bagaimana dengan kebutuhan bahan bakar minyak di negara berkembang atau negara miskin, apakah juga sama sangat tergantung dengan bahan bakar minyak.
Menurut pendapat beberapa ahli, menyatakan bahwa BBM merupakan barang yang menguasai hajat hidup orang banyak, karena BBM merupakan kebutuhan vital guna menunjang kebutuhan manusia modern. Bagi masyarat perkotaan BBM sudah menjadi kebutuhan pokok yang harus dipenuhi dan mungkin juga untuk masyarakat pedesaan. Kebutuhan BBM menurut beberapa ahli memenuhi persentase tertentu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Misalnya 5% dari pendapatan rutin tiap bulan, artinya ketika kita mempunyai pendapatan sebesar 5 juta setiap bulan maka ada 250.000 (5%) yang harus disiapkan untuk menunjang aktivitas hidupnya dengan membeli BBM. Apabila pengeluaran untuk kebutuhan BBM naik karena ada kenaikan harga BBM, maka harus dikurangi kebutuhan lain supaya tetap seimbang dengan pendapatannya. Jika tidak ada kenaikan pendapatan sementara kebutuhan BBM menjadi naik, maka akan berpengaruh pada pos-pos kebutuhan lain, misalnya kebutuhan makan yang harus dikurangi atau kebutuhan lain, sehingga dampak kenaikan BBM akan berpengaruh dengan kebutuhan masyarakat yang pada akhirnya akan mempengaruhi daya beli masyarakat. Inilah yang menjadi alasan ketika daya beli masyarakat semakin turun karena ada pos yang berlebihan menjadi penyebab menimbulkan masalah baru yaitu berupa kemiskinan.
Kebijakan menaikkan harga bahan bakar minyak pada akhir-akhir ini sebenarnya sebagai akibat gejolak harga minyak dunia karena perang perang Rusia-Ukrania. Akibat perang tersebut berpengaruh terhadap distribusi pasokan minyak dunia yang berimbas ke seluruh dunia. Ketika distribusi terhambat, maka memicu kelangkaan pasokan persediaan bahan bakar minyak dunia, saat persediaan minyak terbatas sementara kebutuhan naik maka akan berlaku teori ekonomi dimana permintaan melebihi dari panawaran dan memicu kenaikan harga. Pertanyaannya, apa hubungan antara perang Rusi-Ukraina terhadap distribusi minyak dunia? Perlu diketahui, bahwa Rusia adalah produsen minyak terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Arab Saudi. Menurut data International Energy Agency (IEA) produksi minyak mentah kondensat Rusia mencapai 10.5 juta barel per hari, jumlah tersebut adalah 14% dari total pasokan minyak dunia, (sumber, kompas). Saat produsen minyak dunia tidak bisa mendistribusikan produksi minyakanya karena terhalang adanya perang, maka stock atau persediaan minyak dunia di pasaran internasional menjadi terbatas atau langka, hal inilah yang memicu kenaikan harga minyak. Akibatnya harga minyak dunia menjadi naik, dan bagi negara penginpor minyak harus membeli dengan harga yang lebih tinggi.
Gultom, dkk Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik, Volume 5 Nomor 1, Juni 2022 vol 21, No.1, bahwa bahwa Bantuan Pangan Non Tunai berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemiskinan. Akhmad, VOL.06 No. 02 Oktober 2014, bahwa kenaikan harga BBM dibarengi dengan program kompensasi tidak sepenuhnya berhasil dalam menghindari meningkatnya penduduk miskin. Muh Rasyid Ridha dkk, jurnal ekonom dan bisnis, Volume 4, Nomor 1, April 2021, bantuan sosial tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pengentasan kemiskinan, pemberdayaan masyarakat berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pengentasan kemiskinan, bantuan social dan pemberdayaan masyarakat melalui usaha mikro kecil menengah memberikan determinasi kontribusi pengaruh sebesar 68% terhadap pengentasan kemiskinan.
Kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi berdampak pada lonjakan harga barang dan jasa sekaligus memicu laju inflasi atau kenaikan harga-harga secara umum. Hal ini akan menimbulkan pengaruh atas daya beli masyarakat. Akibat dari penurunan daya beli masyarakat, pemerintah telah berupaya untuk melindungi rakyatnya supaya masih tetap bisa hidup normal dan melaksanakan aktivitas hidup sehari-hari dengan memberikan bantuan sosial kepada masyarakat. Untuk menaggulangi hal tersebut, maka pemerintah memberikan bantuan sosial kepada masyarakat dalam bentuk bantuan tunai dan bantuan lain yang dapat mengurangi beban masyarakat. Adapun pengertian belanja bantuan sosial adalah pengeluaran berupa transfer uang atau barang atau jasa yang diberikan pemerintah kepada masyarakat miskin atau tidak mampu guna melindungi masyarakat dari kemungkinan terhadinya risiko sosial, meningkatkan kemampuan ekonomi dan/atau kesejahteraan masyarakat. Risiko sosial adalah kejadian atau peristiwa yang dapat mempengaruhi kesejahteraan rumah tangga atau masyarakat yang disebabkan oleh pembebaban tambahan poermintaan atas sumber daya.
Setidaknya ada tiga bantuan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat (sumber, Kompas), yaitu:
1. Bantuan langsung tunai (BLT) Besaran bantuan langsung tunai (BLT) BBM yakni Rp 150.000.
Bantuan ini akan diberikan selama 4 bulan terhitung sejak September 2022, sehingga total bantuan sebesar Rp 600.000 per penerima. BLT BBM akan diberikan ke 20,65 juta penerima. Pemerintah menganggarkan Rp 12,4 triliun untuk program bansos ini. Bantuan ini akan disalurkan lewat Pos Indonesia dan dibayarkan dalam dua termin dengan besaran masing-masing Rp 300.000.
2. Bantuan subsidi upah (BSU) bernilai Rp 600.000. Bantuan ini akan diberikan ke para pekerja dengan gaji maksimal Rp 3,5 juta per bulan. Pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp 9,6 triliun untuk bantuan ini, yang akan disalurkan ke 16 juta pekerja.
3. Bantuan angkutan umum Bantuan sosial lainnya bakal diberikan ke angkutan umum, ojek online, ojek online dan nelayan. Bantuan ini akan dialokasi oeh pemerintah daerah dengan memanfaatkan 2% dana transfer umum.
Sebenarnya kebijakan kenaikan harga BBM bukan dilakukan sekarang saja, dalam sejarahnya sudah beberapa kali pemerintah menaikkan harga BBM. Ini sebagai bukti, bahwa kenaikan harga BBM sebagai reaksi atas perubahan yang terjadi baik di dalam negeri maupun karena faktor global. Kebijakan menaikkan harga BBM tentu karena ada hal yang urgen atau alasan tertentu sehingga pemerintah menaikkan harga BBM. Dan, perlu diketahui bahwa sumber daya atau cadangan BBM itu adalah terbatas, sehingga perlu dipikirkan untuk mencari alternatif lain sumber daya sebagai pengganti BBM, maka munculah energi terbarukan sebagai pilihan lain dari penggunaan BBM, salah satunya adalah listrik tenaga surya, listrik tenaga angin, mobil listrik dan sebagainya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: