Sejumlah SD Kekurangan Murid, Disdikpora Belum Bisa Dipastikan Regrouping

 Sejumlah SD Kekurangan Murid, Disdikpora Belum Bisa Dipastikan Regrouping

SERIUS. Sejumlah siswa di salah satu SD di Temanggung sedang mengerjakan soal ujian, beberapa waktu lalu.-Setyo wuwuh/temanggung ekspres-magelang ekspres

TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Sejumlah sekolah dasar (SD) di Temanggung mengalami kekurangan murid. Namun rencana untuk regrouping bagi sekolah yang kekurangan murid itu masih belum bisa dipastikan, mengingat banyak faktor yang harus dipenuhi.

"Untuk regrouping memungkinkan dilakukan, namun harus tetap memperhatikan faktor pendukungnya," kata Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Temanggung Agus Sujarwo, Sabtu, 8 Juli 2023.

Agus mengakui, dari 442 SD yang ada di Kabupaten Temanggung, baik itu SD negeri maupun swasta, 30 persennya masih kekurangan siswa pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2023 ini.

BACA JUGA:Meski Terluas, Produktivitas Kopi di Lahan Perhutani Masih Rendah

Hanya saja lanjut Agus, sekolah-sekolah yang mengalami kekurangan siswa itu lokasinya berjauhan, bahkan ada yang jaraknya lebih dari 6 kilometer.

Selain itu kata Agus, banyak faktor lain yang menyebabkan antara SD yang mengalami kekurangan murid tersebut tidak bisa dilakukan regrouping, sehingga meskipun masih kekurangan murid layanan pendidikan tetap diberikan.

"Dalam regrouping harus melihat kondisi riil di lapangan, kondisi sosial budaya masyarakat, jarak antara sekolah, dan melihat distribusi guru,” katanya.

Dijelaskan, regrouping harus dengan perencanaan yang matang karena harus melihat beberapa faktor, tetapi tetap dimungkinkan adanya regrouping.

Ia menuturkan regrouping menjadi pertimbangan, tetapi prosesnya juga harus melihat pelayanan pendidikan secara maksimal. Secara jumlah murid mungkin kurang, tetapi karena di situ tidak ada satuan pendidikan lain, mau tidak mau tetap harus melaksanakan aktivitas di sekolah tersebut.

BACA JUGA:Peluang Usaha Ternak Domba Ras Temanggung, Modal Kecil Cuan Mengalir

Agus mencontohkan di berapa titik di Kecamatan Tretep, kalau dilihat usia didik kurang dari 20, tetapi seandainya itu di-merger maka anak-anak untuk mengakses sekolah terdekat jaraknya empat sampai lima kilometer.

"Mau tidak mau sekolah itu tetap harus kami buka, agar layanan pendidikan yang ada dalam wilayah terpencil tetap bisa maksimal," katanya.

Ia menyampaikan suplai jumlah anak usia didik SD memang relatif berkurang dibandingkan dengan jumlah sekolah.

Menurut dia, hal ini menjadi mekanisme ke depan untuk melakukan evaluasi dari proses PPDB yang dilaksanakan kemarin, agar proporsi anak-anak di setiap SD itu bisa tercukupi dengan kemampuan pendidik, tenaga kependidikan, serta sarana prasarana yang ada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres