Meski Terluas, Produktivitas Kopi di Lahan Perhutani Masih Rendah

Meski Terluas, Produktivitas Kopi di Lahan Perhutani Masih Rendah

PANEN. Sejumlah pejabat Perhutani dan anggota LMDH melakukan panen perdana kopi di hutan milik Perhutani.-Setyo wuwuh/temanggung ekspres-MAGELANG EKSPRES

TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Meskipun memiliki lahan terluas di Jawa Tengah, namun produktivitas tanaman kopi Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kedu Utara masih rendah. Sehingga tanaman kopi di lahan Perum Perhutani itu masih perlu penanganan yang serius untuk meningkatkan produktivitasnya.

Hal tersebut diakui oleh Kepala Divisi Multi Usaha Kehutanan Perhutani Erik Alberto saat petik kopi hutan, petani binaan Program Makmur Kopi PMO Kopi Nusantara Wilayah Jawa Tengah Tahun 2023 di Temanggung, Kamis, 6 Juli 2023.

Alberto menyebutkan, setidaknya 3.000 hektar tanaman kopi KPH Kedu Utara dikelola masyarakat yang berada di sekitar hutan milik Perhutani.

BACA JUGA:Peluang Usaha Ternak Domba Ras Temanggung, Modal Kecil Cuan Mengalir

"Hasil identifikasi kami dari hutan yang dikelola Perhutani sebagian ada tanaman kopi yang dikelola oleh petani," katanya.

Kabupaten Temanggung yang kawasan hutannya masuk wilayah Kedu Utara merupakan salah satu KPH Perum Perhutani yang memiliki tanaman kopi terluas di Jateng.

Erik menuturkan Perum Perhutani sebagai salah satu BUMN yang tergabung dalam PMO Kopi Nusantara tahun ini akan melakukan perluasan implementasi dari PMO Kopi ini setelah kemarin di Jatim dan Jabar kemudian masuk ke Jateng.

Ia menyebutkan dari sekitar 3.000 hektar tanaman kopi KPH Kedu Utara di Temanggung, ada 2.000 hektare yang masuk dalam PMO Kopi Nusantara.

BACA JUGA:Temanggung Fest, Gerbang bagi UMKM Tembus Pasar Luar Daerah

"Harapannya 2/3 hektar yang masuk program tersebut nanti produktivitasnya bisa lebih baik," katanya.

Ia menyampaikan kopi Perhutani yang berada di bawah naungannya ini merupakan tantangan tersendiri, agar produksi kopi bisa meningkat dan hutannya tetap bagus.

Ia menuturkan budidaya kopi di Jawa Tengah tidak terlepas dari peran serta pengelolaan lahan Perhutani oleh masyarakat sekitar dengan produktivitas 250 kilogram green bean per hektar per tahun.

"Produktivitas tersebut masih rendah dan perlu ditingkatkan untuk memberikan penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat," katanya.

Ia berharap, ke depan petani yang tergabung dalam LMDH bisa lebih serius dalam mengelola hutan lindung, sehingga produktivitas kopi bisa semakin meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres