Legenda Telaga Pengilon Wonosobo Dibalik Keindahan dan Ketenangan Sebagai Cerminan Sikap Manusia
Pemandangan Telaga Pengilon dari Bukit Ratapan Angin Dieng Wonosobo-@asaljepretfoto-INSTAGRAM
Maka saat pandangan Sang Ratu tertuju ke telaga pangilon. Dia begitu terkesima dan mencari informasi siapa gerangan yang telah membuat telaga pangilon tersebut.
BACA JUGA:7 Tempat Paling Angker di Magelang, Berani Uji Nyali?
Lantas Sang Ratu diberi tahu prajuritnya bahwa pembuat telaga itu adalah kesatria kedua yang gagal mengikuti sayembara mempersunting putrinya.
Sembari tersenyum lebar, telaga Pangilon terus dipandangi sang Ratu. Hingga ia meminta pengawal kerajaan untuk menghadirkan menantunya atau kesatria pertama.
Dengan tatapan penuh amarah, Sang Ratu pun langsung membatalkan rencana pernikahan antara putrinya dengan kesatria pertama.
Sang Ratu menilai bahwa sayembara membuat telaga tidak hanya soal kecepatan saja. Namun juga tentang keindahan. Apalagi sang Ratu sangat menyukai keindahan.
Kesatria yang tidak terima karena merasa telah dibohongi pun tidak terima. Dia mencoba mengusik rakyat Samudra dengan kesaktiannya.
Berita itu sampai di telinga kesatria kedua. Kesatria pertama dan kedua pun terlibat perkelahian.
Pada saat yang bersamaan, putri sang Ratu sempat ditawan oleh satria pertama tadi.
Sang Ratu yang melihat adanya kecurangan dari kesatria pertama langsung mengadukan ke dewa.
Hingga akhirnya kesatria pertama itu berubah menjadi sesosok ular yang mampu terbang.
Mengapa Sang Ratu tidak menempati janji dan berubah pikiran?
BACA JUGA:Telaga Menjer Wonosobo Miliki 2 Perahu Getek Tambahan
Diceritakan, saat Sang Ratu dan puterinya menikmati telaga pangilon, mereka sangat terkesan akan kecantikan dan keindahan Telaga Pangilon tersebut.
Dalam hati mereka membandingkan anatara Telaga Menjer dan Telaga Pangilon. Telaga Pangilon pembuatannya lebih rapi, airnya jernih, berkilau, tenang, penuh kedamaian dan air gelombangnya tenang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres