Menerima Hadiah karena Jabatan, Kata Ustadz Syafiq Riza Basalamah Itu Bentuk Kezaliman
Menerima Hadiah karena Jabatan, Kata Ustadz Syafiq Riza Basalamah Itu Bentuk Kezaliman--
Dia jujur dan tidak berdusta. Dia telah menghitung dengan benar kemudian menyerahkan zakat yang dibayarkan oleh Bani Fulan kepada Rasulullah.
BACA JUGA:Semua Orang Wajib Menjaga Amanah, Ustadz Syafiq Riza Basalamah Jelaskan Amanah Orang Kontrak Rumah
Dia terus terang kalau mendapatkan hadiah dari penduduk tempat dia mengambil zakat.
Mendengar perkataan sahabatnya itu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam langsung naik ke mimbar, mengumpulkan para sahabatnya. Beliau melihat ada sebuah perbuatan kezaliman, perbuatan dosa yang dirasa tidak dosa. Buktinya Ibnul Lutbiyah merasa itu bukan dosa.
Maka Beliau ingin agar hal itu tidak terulang kembali di kalangan sahabat. Mereka menjadi paham tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang harus ditinggalkan.
Hadiah itu sebenarnya pemberian tanpa mengharapkan ganti, dan tanpa ada hajat dari yang memberi; sekadar mau kasih.
"Ana di rumah, tahu-tahu ada yang kirim sesuatu sama ana. Seorang guru di rumahnya, ada temannya kasih dia hadiah. Maka Nabi mengatakan, Coba dia duduk di rumahnya, kira-kira hadiah itu datang apa tidak? Kalau hadiah itu berkaitan dengan pekerjaan yang dia sudah mendapatkan imbalan dari pekerjaan itu, hadiah itu enggak boleh diambil. Di negeri kita pun seperti itu, kita tahu," jelas Ustadz Syafiq.
Menurutnya, Islam sudah membahas masalah ini sejak 1400 tahun yang lalu, yang berkaitan dengan gratifikasi. Hadiah yang diberikan kepada pejabat negara, pejabat negara harus mengembalikan. Kalau tidak dikembalikan maka akan bermasalah.
Itu sebuah kezaliman. Dia mendapatkan hadiah karena jabatannya, padahal dia sudah mendapatkan gaji.
BACA JUGA:Ingin Dapat 2 Kunci Keselamatan? Kata Ustadz Syafiq Riza Basalamah Baca Doa Ini!
Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam bersumpah mengatakan, Demi Allah, tidaklah salah seorang di antara kalian mengambil sesuatu yang bukan haknya dengan cara yang tidak hak, melainkan dia akan menghadap kepada Allah 'Azza wa Jalla, dalam kondisi dia akan memikul dosanya.
Dan Beliau mengatakan, sungguh aku tidak ingin melihat salah seorang di antara kalian nanti berjumpa dengan Allah dalam kondisi dia memikul unta, dalam kondisi memikul sapi yang teriak-teriak, unta yang teriak-teriak, kambing yang mengembik, karena itu yang dia ambil.
"Kalau dia ambil yang untuk bangunan, dia akan pikul bangunan tersebut. Kalau dia korupsi aspal yang seharusnya diberikan kepada rakyat, maka dia akan pikul itu, tong-tong aspal dia akan pikul! Itu akan terjadi kelak," ungkap Ustadz Syafiq.
Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam ingin semua umatnya itu masuk surga. Beliau tidak ingin ada umatnya yang masuk neraka. Beliau tidak ingin melihat ada umatnya di Padang Mahsyar memikul dosa.
Kezaliman yang dilakukan di dunia, akan pikul nanti di Padang Mahsyar.
Mungkin sebagian koruptor, pencuri, perampok, dan penipu, selamat dari hukuman di dunia. Dia tidak diazab, dia bebas dari penjara. "Pada hari kiamat, semuanya akan dipamerkan dari kalian, tidak ada satu pun yang tersembunyi. Allah mengetahui, dan malaikat-malaikat Allah diperintahkan untuk mencatat kezaliman tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: