Serumah Berbeda-beda Keyakinan, Namun Tetap Harmonis di Wonosobo
![Serumah Berbeda-beda Keyakinan, Namun Tetap Harmonis di Wonosobo](https://magelangekspres.disway.id/upload/5150771ea8d7382369c116fc6b110275.jpeg)
Gapura masuk Desa Buntu Wonosobo yang menyimpan toleransi beragama tingkat tinggi di salah satu keluarga yang tinggal di sana-MOHAMMAD MUKAROM-MAGELANG EKSPRES
Misalnya ketika memperingati Hari Raya Waisak, seisi rumah turut mengikuti Indonesia Tipitaka Chanting yang biasa digelar di komplek Candi Borobudur tiap tahunnya.
Mereka sudah terbiasa hidup untuk saling menghargai satu dengan yang lain.
“Kalau Waisak sekeluarga ikut ke Borobudur. Kalau Natal kita semuanya ikut memeriahkan, terus ketika Idul Fitri juga. Bahkan kalau istri saya mau hadir pengajian Gus Miftah, kita juga ikut,” ungkapnya seraya tersenyum.
BACA JUGA:Dhammapada Braille Kemenag RI Khusus Bagi Penyandang Disabilitas Netra Beragama Buddha
Suasana sejuk di rumah Tuwarno serupa dengan alam di Desa Buntu, desa yang terletak di kawasan pegunungan di Wonosobo.
Dalam sejarahnya, tak pernah ada gesekan antar warga karena persoalan kepercayaan.
Justru kerukunan itu ada dalam bentuk kegiatan-kegiatan sosial, seperti kerja bakti membersihkan rumah ibadah, saling jenguk saat ada warga sakit, hingga gotong royong dalam menggelar acara “Merdi Desa” yang rutin dilaksanakan saban Bulan Sura.
“Pernah di tahun berapa saya lupa, warga gotong royong membangun sebuah masjid di desa. Inilah keindahan Desa Buntu. Di desa kami pun ada satu komplek pemakaman, semua agama ada di satu tempat di sana. Tidak dibeda-bedakan,” terangnya.
Berkat keberagaman tersebut, Desa Buntu menjadi salah satu desa di Wonosobo yang dicanangkan sebagai “Desa Pancasila” oleh pemerintah setempat.
BACA JUGA:Kantor Kemenang di Seluruh Indonesia Bisa Dipakai untuk Tempat Beribadah Semua Agama
Status itu diberikan tak hanya untuk Desa Buntu, namun beberapa desa lain di Wonosobo juga menerima penobatan tersebut.
“Yang saya pegang yaitu lakum diinukum waliyadinn. Saya kurang begitu paham artinya, tapi yang saya tarik maknanya adalah pentingnya menjaga kerukunan meski beda kepercayaan,” tandasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres