Dirty Vote Tayang di Masa Tenang, Dugaan Muncul Sebagai Propaganda Politik

Dirty Vote Tayang di Masa Tenang, Dugaan Muncul Sebagai Propaganda Politik

Film dokumenter Dirty Vote menuai kontroversi karena ditayangkan pada saat masa tenang kampanye Pemilu 2024-TANGKAPAN LAYAR-YOUTUBE

JAKARTA, MAGELANGEKSPRES — Penayangan film Dirty Vote yang dilakukan pada saat masa tenang Pemilu 2024 dianggap sebagai propaganda politik menyudutkan salah satu paslon.

Hal itu disampaikan Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin.

Dia menilai, kemunculan film dokumenter berjudul Dirty Vote yang ditayangkan saat masa tenang kampanye 11 Februari 2024 lalu adalah wujud propaganda politik mendegradasi paslon tertentu untuk kepentingan elektoral di Pilpres 2024.

"Film Dirty Vote ini dipublish sengaja di masa tenang. Sangat terlihat sebagai alat mendegradasi, salah satu paslon,” kata Ujang, Senin, 12 Februari 2024.

BACA JUGA:Fitnah Lagi! Prabowo Dituduh Korupsi Pesawat Mirage Viral di Medsos, Forum Militer Buru Pelaku Penyebar

Degradasi yang paling kentara adalah menurunkan elektabilitas paslon Prabowo-Gibran. Pasalnya, paslon nomor urut 02 inilah yang selama ini mampu menjuarai pasar elektabilitas di berbagai survei.

"Yang tadi elektabilitasnya tinggi, ingin diturunkan, sehingga yang lain bisa naik elektabilitasnya," ucapnya.

Pembuatan film dokumenter tersebut seolah-olah ada unsur kecurangan dari kubu paslon tertentu. Padahal, kecurangan pemilu bisa dilakukan oleh siapapun dan tidak hanya dari kubu tertentu.

"Memang kelihatannya ada skenario yang ingin menuduh kecurangan kepada pihak tertentu. Padahal belum tentu juga curang," ujarnya.

BACA JUGA:Kemenag Gelar Doa Bersama Lintas Agama Jelang Pencoblosan

Senada juga diutarakan Direktur P3S, Jerry Massie. Menurut dia, film Dirty Vote tidak seharusnya ditayangkan di masa tenang Pemilu 2024.

“Tapi ini ditayangkan pada masa tenang sehinggga menguatkan dugaan adanya propaganda politik untuk menjelekkan paslon tertentu. Terutama Prabowo-Gibran,” katanya.

Secara implisit, film ini ditayangkan untuk memberi implikasinya negatif terhadap Prabowo.

BACA JUGA:Gerakan Sorban Biru Jadi Kunci Untuk Prabowo-Gibran: Optimis Satu Putaran Dengan 8 Juta Anggota

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres