Pelajar dan Seniman Purworejo Kompak Merawat Sejarah WR Soepratman

Pelajar dan Seniman Purworejo Kompak Merawat Sejarah WR Soepratman

KHIDMAT. Sejumlah pelajar bersama pegiat seni lintas komunitas tampak khidmat mengikuti doa bersama di Memorial House WR Soepratman.-Eko Sutopo-Magelang Ekspres

PURWOREJO, MAGELANGEKSPRES - Sejumlah pelajar bersama pegiat seni lintas komunitas menggelar Umbul Donga atau doa bersama di Memorial House Wage Rudolf (WR) Soepratman di Dusun Trembelang Desa Somongari Kecamatan Kaligesing, Senin (18/3) sore.

Event berlangsung khidmat didedikasikan untuk merawat ingatan bahwa pahlawan nasional WR Soepratman lahir di Purworejo pada tanggal 19 Maret 1903.

Rangkaian Umbul Donga tahun ini dimotori oleh Forum OSIS Kabupaten Purworejo (FOKP).

BACA JUGA:Sejumlah Pelajar SMP Temanggung Diajari Membatik

Pada kesempatan itu, seluruh peserta juga diajak mendengarkan penjelasan secara singkat sejarah WR Soepratman, hening cipta, serta melakukan tabur bunga di lokasi penguburan Plasenta atau ari-ari WR Soepratman.

Untuk menghidupkan suasana, perfomance art pantomim disajikan oleh Bilawa dan Dhenis siswa SD Mutiara Ibu dan puisi dari Mahestya Andi.

Ada pula monolog Aisyah dan puisi Dominica Raya dari SMA N 1 Purworejo.

Achmad Fajar Chalik, Ketua Komunitas Teater Purworejo (KTP) sebagai salah satu inisiator kegiatan mengungkapkan pentingnya sikap dan penghormatan pemuda terhadap perjuangan kemerdekaan dengan mewujudkan cita-cita besar, sebagaimana yang terinspirasi dalam karya-karya WR Soepratman.

"Umbul donga merawat ingatan sudah di gelar kurang lebih 8 kali. Memperkokoh Jiwa adalah tantangan besar, seperti yang telah ditunjukkan oleh WR Soepratman, yang lahir di Purworejo dan mengorbankan kenyamanannya demi kemerdekaan Indonesia. Mari kita bersatu dalam keberagaman," kata Fajar.

BACA JUGA:Stok Bapokting Aman Sampai Idul Fitri, Bupati Purworejo Monitoring Sejumlah Lokasi

Sementara itu, Panut Maryono menyebut banyak fakta yang mengungkapkan bahwa WR Soepratman lahir di Desa Somongari pada hari Kamis Wage yang menurut penelusuran ahli sejarah saat itu bertanggal 19 Maret, bukan 9 Maret.

"Salah satu saksi yaitu Mbah Atomorejo, sekarang sudah meninggal. Saat disidang di pengadilan negeri saat tahun berapa itu usianya sudah 100 tahun lebih. Dikatakan bahwa WR Soepratman dilahirkan oleh ibunya, Senen, saat meletus gunung kelud pertama kali hari Kamis dan diberi nama Wage. Setelah dilacak yang paling berdekatan adalah Kamis Wage tanggalnya 19 Maret,” sebutnya.

Bukti lain yang cukup kuat bahwa WR lahir di Dusun Trembelang yakni adanya plasenta atau ari-ari yang dikubur di depan bagian kanan memorial house tersebut. Sampai sekarang, struktur bangunan rumah serta plasenta masih utuh.

BACA JUGA:Tarhim di 16 Kecamatan, Bupati Purworejo Bagi-bagi Bansos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres