Kata Pakar Hukum Insiden Kecelakaan Dragon Coaster TKL Ecopark Berpotensi Masuk ke Ranah Pidana

"Apalagi saya mendengar dari berita-berita bahwa kondisi besi rel sudah berkarat dan dilas. Ini membuktikan kalau perawatannya cenderung minim," tuturnya.

Di samping itu, Marizal juga menegaskan bahwa TKL Ecopark sebaiknya memiliki SOP khusus pada saat pengunjung ramai.

"Misalnya ada potensi pengunjung ramai, maka pemeriksaannya diperketat. Jadi, ada SOP sendiri, ketika ramai dan ketika hari biasa," imbuhnya.

BACA JUGA:DPRD Buka Pintu Lebar Masukan Warga Demi Kota Magelang yang Maju di Semua Sektor

Selain itu, dia juga menyarankan agar pengelola TKL Ecopark mampu memberikan jaminan kenyamanan dan keamanan untuk para pengunjung.

"Jangan sampai para pengunjung yang datang ingin liburan mendapatkan kebahagiaan, kenyamanan serta keamanan malah tidak mendapatkannya," tandasnya.

Seperti diberitakan Polres Magelang Kota memasang garis polisi usai insiden kecelakaan dragon coaster yang mengakibatkan 3 wisatawan terluka parah hingga mengalami patah tulang pada Minggu 14 April 2024 lalu.

Direktur Utama TKL Ecopark, Arif Taat Ujiyanto mengatakan bahwa insiden tersebut murni kecelakaan. Pasalnya, dari segi kapasitas dan pemeriksaan kelayakan sebelumnya, wahana roller coaster atau dragon coaster TKL Ecopark dinyatakan layak beroperasi.

BACA JUGA:Menjelang Liburan Idulfitri, Tim Gabungan Kota Magelang Cek Kesiapan Wisata TKL Ecopark

"Kapasitas dragon coaster bisa memuat 16 orang. Saat terjadi insiden itu, hanya ditumpangi 9 orang, sehingga ini murni karena musibah," kata Arif Taat.

Ditambahkan, sebelum masuk masa libur Lebaran, pihaknya melakukan pemeriksaan rutin, termasuk melibatkan jajaran Polres Magelang Kota.

"Sebelum Lebaran sudah dicek dibantu aparat kepolisian dan lainnya. Bahkan setiap pagi sebelum beroperasi, kami cek rutin. Artinya, ini murni musibah yang tidak kita inginkan," ujarnya. (*)

Sumber: magelang ekspres