Menengok Tradisi Wiwit Mbako di Temanggung, Tak Hanya Ungkap Rasa Syukur

Menengok Tradisi Wiwit Mbako di Temanggung, Tak Hanya Ungkap Rasa Syukur

KEMBUL BUJONO. Kapolda Jawa Tengah bersama PJ Bupati Temanggung beserta jajarannya melakukan makan bersama atau kembul bujono saat Wiwit tembakau di alun-alun setempat.-Setyo Wuwuh-Magelang Ekspres

TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES - Ribuan petani tembakau di Kabupaten Temanggung turun gunung. Mereka membawa ingkung ayam jantan, tumpeng dan lauk pauknya menuju pusat kota Temanggung untuk menggelar Wiwit Mbako di alun-alun setempat, Sabtu 4 Mei 2024.

Tradisi dan ritual serta doa bersama ini sudah dilakukan oleh kalangan petani, pelaku serta perwakilan pabrikan rokok di Kabupaten Temanggung.

Hal ini sudah dilakukan sejak nenek moyang. Waktunya setiap musim tanam dan menjelang panen raya.

Hanya saja dalam beberapa tahun terakhir ini tradisi Wiwit Mbako dilakukan serentak di pusat kota Temanggung, petani tembakau dari semua penjuru datang dan mengikuti tradisi yang sudah menjadi kebiasaan bagi petani.

BACA JUGA:Pemkab Temanggung Diminta Sosialisasikan Penyediaan Benih Tembakau Lebih Awal

"Sebagai hamba yang beriman dan bertakwa, marilah kita senantiasa memanjatkan rasa syukur kehadirat Allah. Karena, atas limpahan rahmat, taufiq dan hidayahnya, pada hari ini kita dapat sama sama berada di acara Wiwit Mbako tahun 2024 di Alun-alun Temanggung," kata P Bupati Temanggung Agung Hary Prabowo saat membuka ritual tersebut.

Ia mengatakan, tembakau merupakan komoditas unggulan di Kabupaten Temanggung karena kontribusinya yang tinggi terhadap pendapatan para petani.  Tembakau sebagai komoditas unggulan  tersebut dapat mendorong terciptanya  keunggulan komparatif maupun keunggulan kompetitif.

Dijelaskan, tembakau Kabupaten Temanggung memiliki spesifikasi rasa, aroma, tekstur yang khas dan merupakan  bahan baku dalam pembuatan rokok  kretek di Indoenesia," katanya.

Dikatakan, tembakau mampu memberikan kesejahteraan yang luar biasa ketika   panen raya musim tembakau tiba. Daerah basis tembakau di Kabupaten Temanggung tersebar di 13 kecamatan dari 18 kecamatan yang menghasilkan  komoditas tembakau.

BACA JUGA:Petani Temanggung Berharap Harga Kopi Bertahan Tinggi, Jelang Panen Raya Kopi 2024

Sedangkan secara geografis wilayah penghasil tembakau di Kabupaten Temanggung meliputi wilayah sekitar Gunung Sumbing, Gunung Sindoro dan Gunung Prau.

"Begitu penting arti tembakau bagi masyarakat Temanggung tentunya akan membawa pola atau perilaku budaya masyarakat yang didasarkan pada pertanian tembakau, salah satunya adalah tradisi Wiwit Mbako yang dilaksanakan  pada pagi hari ini," jelasnya.

Menurutnya, upacara ini tidak hanya sekadar acara untuk menunjukkan rasa syukur, ada banyak nilai di dalamnya yang terus dilestarikan oleh warga seperti kerukunan dan kebersamaan. Nilai-nilai sosial ini nampak dari proses tradisi Wiwit Mbako melalui beberapa tahapan seperti penyediaan alat dan bahan upacara.

"Tradisi wiwit mbako merupakan tradisi asli Jawa yang berupa perwujudan rasa syukur dan harapan akan hasil tembakau yang melimpah," harapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres