Ancaman bagi Orang yang Tidak Mau Belajar Ilmu Agama yang Disebutkan dalam Surat Thaha 124-126
Ancaman bagi Orang yang Tidak Mau Belajar Ilmu Agama yang Disebutkan dalam Surat Thaha 124-126--
MAGELANG EKSPRES-Jangan remehkan belajar ilmu agama. belajar ilmu agama lebih utama dibanding belajar ilmu dunia.
Belajar ilmu agama itu hukumnya wajib dan belajar ilmu dunia itu hanya sunnah, bahkan bisa menjadi makruh atau haram jika mendatangkan mudharat bagi umat manusia.
Mengingat betapa pentingnya belajar ilmu agama sebagai bekal akhirat, Allah Ta’ala bakal memberikan hukuman berat bagi orang-orang yang tidak mau belajar ilmu agama di hari Kiamat kelak.
Ancaman bagi orang yang tidak mau belajar ilmu agama adalah kelak di akhirat akan dijadikan orang yang buta.
Allah berfirman dalam surat Thaha 124-126
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى (124) قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا (125) قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى (126)
Artinya, Dan barang siapa berpaling dari per ingatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (124)
Lalu orang ini bertanya, “Kenapa aku dikumpulkan dalam kondisi buta padahal dulu aku bisa melihat?” (125)
Dijawab oleh Allah," Karena dulu telah datang kepadamu ayat-ayat Kami tapi engkau melupakannya, engkau tidak mempedulikannya maka hari ini engkau dilupakan.” (126)
Penjelasan Ulama
1.Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya: maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit. (Thaha: 124) Yaitu kesengsaraan.
2.Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit. (Thaha: 124) Segala sesuatu yang Aku berikan kepada seorang hamba, sedikit atau banyak, ia tidak bertakwa kepada-Ku karenanya, maka tiada kebaikan pada sesuatu itu; inilah yang dimaksud dengan kehidupan yang sempit.
3.Ibnu Abbas mengatakan pula bahwa sesungguhnya bila ada suatu kaum yang sesat, mereka berpaling dari kebenaran, padahal kehidupan mereka makmur dan mudah lagi bersikap sombong; maka itulah yang dinamakan kehidupan yang sempit.
Dikatakan demikian karena mereka memandang bahwa tidaklah Allah menentang prinsip kehidupan mereka yang berburuk sangka kepada Allah dan mendustakan-Nya.
Apabila seorang hamba mendustakan Allah dan berburuk sangka terhadap-Nya serta tidak percaya kepada-Nya, maka kehidupannya menjadi keras, dan kehidupan yang keras inilah yang dimaksud dengan kehidupan yang sempit dalam ayat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: