Dijanjikan Kerja ke Australia, 5 Warga Wonosobo Nyaris Jadi Korban TPPO

Dijanjikan Kerja ke Australia, 5 Warga Wonosobo Nyaris Jadi Korban TPPO

5 orang korban kasus TPPO saat ditemui awak media di Wonosobo, Kamis (16/5). (Mohammad Mukarom)-MAGELANG EKSPRES-

"Kita dihubungi, harus membayar pelunasan di tanggal 18 April 2024. Kita pun melakukan pelunasan dan dijadwalkan, seminggu setelahnya akan berangkat. Tapi pemberangkatannya seperti apa kami tidak tahu," jelasnya.

BACA JUGA:Jeblok di Liga 3 Nasional, Begini Evaluasi Pelatih Terhadap Pemain PSIW

Beberapa hari berikutnya, ML menghubungi korban dan memintanya supaya segera berangkat ke sebuah hotel di daerah Jogja, pada Rabu (24/4). Mereka tinggal di sana selama 3 hari 2 malam tanpa ada tindak lanjut dari pelaku.

"Kami kira disuruh ke Jogja itu langsung ke bandara, tapi malah disuruh menginap di hotel. Saat itu kita tidak ketemu mereka sama sekali dan kita belum pegang tiket pesawat menuju Serbia," kata YS.

Lalu pada Jumat, 26 April 2024, pagi, ML bersama seorang rekan kerjanya tiba-tiba menghampiri 5 orang korban di hotel untuk menyerahkan tiket pesawat.

Akan tetapi negara tujuannya bukanlah ke Serbia, melainkan ke Malaysia.

BACA JUGA:Kemenag Wonosobo Wajibkan Catin Ikuti Bimbingan Pra Nikah, Ini Alasannya

Kepada YS dan korban lainnya, ML menyampaikan bahwa mereka akan terbang mengikuti rute dari Malaysia, kemudian ke Qatar, melewati Turki, sebelum akhirnya tiba di negara Serbia.

Korban juga diminta untuk berdalih akan pergi berlibur selama 4 hari ke Malaysia, sewaktu diperiksa dan ditanya oleh petugas imigrasi di Bandara YIA, Kulon Progo. Mereka pun berangkat ke bandara pada hari itu juga.

"Kita dikasih tiket pulang-pergi Malaysia. Kita di-briefing tidak boleh bilang mau ke Serbia untuk kerja, tapi liburan selama 4 hari ke Malaysia. Kita disuruh keluar hotel siang, dan ke Bandara YIA sore karena tiket terbangnya sore," ungkapnya.

BACA JUGA:257 Orang asal Wonosobo Jadi Korban TPPO

"Saya dan teman-teman sebenarnya sudah curiga dari awal tapi kan terlanjur dan ada informasi kalau mengundurkan diri itu susah bahkan uangnya lama kembali. Terus ada briefing begitu juga aneh, tapi kita pasrah karena kita butuh kerjaan itu yang penting sampai ke sana," jelasnya lagi.

Setibanya di bandara, para korban dan pelaku serta seorang rekannya menjalani pemeriksaan di bagian imigrasi YIA.

Sayang, rencana licik itu pun terendus oleh petugas. Barang-barang dan telepon genggam turut digeledah di tempat.

"Kebetulan HP kita diminta pihak imigrasi, dan ada chat kalau kita mau ke Serbia yang terbaca mereka. Akhirnya kena tangkap semua, kecuali 1 orang laki-laki yang sebagai rekan kerjanya pelaku ini. Dia sudah masuk ke pesawat," beber YS dan TH bergantian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres