Safar untuk Meraih Pahala, Niatkan Mencari Ridha Allah dan Perbanyak Doa
Safar untuk Meraih Pahala, Niatkan Mencari Ridha Allah dan Perbanyak Doa--
MAGELANG EKSPRES-Musim libur sekolah telah tiba. Banyak orang yang mengisi liburan dengan safar atau melakukan perjalanan jauh dengan tujuan yang berbeda-beda.
Ada yang sekedar refrehing jalan-jalan, healing atau silatarahim ke sanak saudara. Ada yang ingin tadabbur alam sebagai salah satu cara untuk lebih mengenal tanda-tanda kebesaran Allah Ta'ala dengan merasakan dan hadir langsung melihat ciptaan-Nya yang indah dan mengagumkan.
Tadabbur alam juga termasuk salah satu bentuk ibadah yang dapat mendekatkan diri kita kepada Sang Pencipta yang dapat meningkatkan keimanan kita.
BACA JUGA:Qurban Tidak Menjadikan Kita Miskin, Bahkan Allah Bakal Menggantikan dengan yang Lebih Banyak
Bahkan ada yang safar dengan tujuan untuk menuntut ilmu, seperti menghadiri kajian, tablik akbar, daurah atau semisalnya.
Maka niatkan safar untuk mencari keridhaan dari Allah Ta'ala sehingga bisa mendatangkan pahala.
Meskipun safar adalah suatu hal yang menyulitkan. Namun di saat sulit itulah Allah Ta'ala memberikan kita kesempatan untuk banyak berdoa dan di saat itulah waktu mustajab. Insya Allah doa kita mudah dikabulkan oleh Allah Ta'ala.
Dalam sebuah hadits disebutkan,
ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَا شَكَّ فِيهِنَّ: دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ
“Tiga waktu diijabahi (dikabulkan) do’a yang tidak diragukan lagi yaitu: (1) do’a orang yang terzholimi, (2) do’a seorang musafir, (3) do’a orang tua pada anaknya.” (HR. Ahmad 12/479 no. 7510, At Tirmidzi 4/314 no. 1905, Ibnu Majah 2/1270 no. 3862. Syaikh Al Albani menghasankan hadits ini)
BACA JUGA:Jangan Pernah Menunda Shalat. Allah Bisa Menunda Apa yang Kita Inginkan !
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan bahwa safar adalah bagian dari ‘adzab (siksaan). Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لسَّفَرُ قِطْعَةٌ مِنَ الْعَذَابِ
“Safar adalah bagian dari ‘adzab (siksaan)”. (HR. Bukhari no. 1804 dan Muslim no. 1927)
Artinya dalam safar itu kita akan mendapati kesulitan. Misalkan kita melakukan safar dari Jawa kembali ke kampung halaman di Jawa. Tentu memerlukan waktu yang panjang.
Apalagi jika safar tersebut mesti transit di beberapa kota.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: