Bila Penetapan Awal Muharram Berbeda, Para Ulama Menganjurkan Berpuasa 9 dan 10 atau Berpuasa 9,10 dan 11

Bila Penetapan Awal Muharram Berbeda, Para Ulama Menganjurkan Berpuasa 9 dan 10 atau Berpuasa 9,10 dan 11

Bila Penetapan Awal Muharram Berbeda, Para Ulama Menganjurkan Berpuasa 9 dan 10 atau Berpuasa 9,10 dan 11--

MAGELANG EKSPRES-Ada perbedaan dalam menentukan awal tahun baru 1 Muharaam 1446 Hijriah. Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LFNU) menetapkan Tahun Baru Islam 1 Muharam 1446 Hijriah jatuh pada Senin (8/7/2024)

Pemerintah dalam kalendernya menetapkan Tahun Baru Islam jatuh pada Minggu (7/7/2024).

Sementara mulai tahun ini, Muhammadiyah meninggalkan kriteria wujudul hilal dan beralih ke Kalender Hijriah Global Tunggal sehingga tahun baru Islam 1 Muharram 1446 Hijriyah bertepatan dengan hari Minggu (7/7/2024).

Dengan adanya perbedaan dalam penetapan tahun baru Islam 1 Muharram 1448 Hijriah maka penetapan puasa Asyura' 10 Muharram juga berbeda. Bagi yang menetapkan 1 Muharram 1446 Hijriah jatuh pada Minggu (7/7/2024) maka puasa Asyura' 10 Muharram jatuh pada Selasa (16/7/2024). Sedang bagi bagi yang menetapkan 1 Muharram 1446 Hijriah jatuh pada Senin (8/7/2024) maka puasa Asyura' 10 Muharram jatuh pada Rabu (17/7/2024)

BACA JUGA:Dibolehkan Puasa 10 Muharram Saja tapi yang Afdol Diiringi Puasa Tasu’a 9 Muharram

Sebagai sikap kehati-hatian dalam menentukan kapan puasa Asyura karena adanya perbedaan dalam menentukan awal Muharam 1446 Hijriah. Sehingga bisa jadi tanggal 9 dalam perhitungan manusia, sejatinya merupakan tanggal 10 Muharam yang sebenarnya.

Jika awal bulan Muharram tidak sama maka para ulama menganjurkan agar berpuasa dua hari yakni 9 dan 10 Muharram.

Namun ada ulama lain yang menganjurkan agar berpuasa tiga hari yakni 9,10 dan 11 Muharram.

Puasa Asyura'’ adalah Puasa Pertama dalam Islam

Puasa Asyura’ merupakan kewajiban puasa pertama dalam Islam, sebelum Ramadan. Dari Rubayyi’ binti Mu’awwidz radliallahu ‘anha, beliau mengatakan, "Suatu ketika, di pagi hari Asyura’, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus seseorang mendatangi salah satu kampung penduduk Madinah untuk menyampaikan pesan: “Siapa yang di pagi hari sudah makan maka hendaknya dia puasa sampai maghrib.

Dan siapa yang sudah puasa, hendaknya dia lanjutkan puasanya.” Rubayyi’ mengatakan: Kemudian setelah itu kami puasa, dan kami mengajak anak-anak untuk berpuasa. Kami buatkan mereka mainan dari kain. Jika ada yang menangis meminta makanan, kami memberikan mainan itu. Begitu seterusnya sampai datang waktu berbuka." (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Setelah Allah mewajibkan puasa Ramadan maka puasa Asyura’ menjadi puasa sunnah.
A’isyah radliallahu ‘anha mengatakan, "Dulu hari Asyura’ dijadikan sebagai hari berpuasa orang Quraisy di masa jahiliyah. Setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, beliau melaksanakn puasa Asyura’ dan memerintahkan sahabat untuk berpuasa. Setelah Allah wajibkan puasa Ramadlan, beliau tinggalkan hari Asyura’. Siapa yang ingin puasa Asyura’ boleh puasa, siapa yang tidak ingin puasa Asyura’ boleh tidak puasa." (HR. Al Bukhari dan Muslim)

BACA JUGA:Bulan Istimewa Diantara Bulan Lain, Ini Keistimewaan dan Amalan Muharram Menurut Ustadz Adi Hidayat

Dianjurkan Puasa Tasu’'a 9 Muharram

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: