Guru Purworejo Diajak Kemas Ketoprak Lebih Menarik untuk Generasi Muda

Guru Purworejo Diajak Kemas Ketoprak Lebih Menarik untuk Generasi Muda

WORKSHOP KETOPRAK. Puluhan guru SMP mengikuti Workshop Ketoprak yang digelar oleh Komite Teater DKP bersama Pak Purwo di Aula Dindikbud Kabupaten Purworejo, Sabtu (9/11).-EKO SUTOPO-PURWOREJO EKSPRES

PURWOREJO, MAGELANGEKSPRES.COM - Kesenian tradisional Ketoprak kerap dianggap sebagai tontonan kuno oleh generasi muda yang hanya cocok ditampilkan dan dinikmati kalangan orang tua.

Padahal, Ketoprak juga menarik untuk dikembangkan dan menjadi tontonan edukatif bagi generasi muda di sekolah.

Syaratnya guru harus kreatif dan inovatif dalam melakukan pendampingan dengan menghadirkan konsep-konsep dan pilihan cerita mengasyikan sesuai perkembangan zaman.

BACA JUGA: DKP Gugah Milenial Geliatkan Ketoprak di Purworejo

Hal itu mengemuka dalam Workshop Ketoprak bagi Guru Bahasa Jawa SMP se-Kabupaten Purworejo yang digelar oleh Komite Teater Dewan Kesenian Purworejo (DKP) bersama Paguyuban Ketoprak Purworejo (Pak Purwo) di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purworejo, Sabtu, 9 November 2024.

Workshop dibuka Kepala Dindikbud yang diwakili Kabid Kebudayaan, Dyah Woro Setyaningsih, diikuti 50-an peserta.

Selama sehari, mereka diajak mendalami seluk-beluk Ketoprak bersama sejumlah narasumber, baik dari internal maupun eksternal DKP.

BACA JUGA:95 Kelompok Seni Bakal Terima Bantuan Alat Kesenian

Dua pemateri utama yakni, Nano Asmorodono (Maestro Ketoprak asal Yogyakarta) dan Witoyo (Ahli alih aksara dan Penulis Buku Babad Banyuurip asal Purworejo).

Dalam paparannya, Nano Asmorodono menyampaikan bahwa Ketoprak merupakan kesenian rakyat yang berkembang mengikuti zamannya.

Untuk menjawab tuntutan zaman itu, penggarap ketoprak harus berani berinovasi.

BACA JUGA:Tingkatkan Kualitas Pelayanan Publik, Pemkab Purworejo Fasilitasi Workshop Layanan Pengaduan

"Misal, Ketoprak tidak harus menggunakan Bahasa Jawa tok! Bisa dengan bahasa Indonesia. Bahasa campuran Indonesia-Jawa. Bahasa Gaul. Bahkan, bahasa Inggris pun jadi karena ditilik dari lahirnya Ketoprak itu sendiri memungkinkan untuk itu,” katanya.

Nano pun mengajak agar para guru di sekolah dapat adaptif dengan kebutuhan siswa, baik sebagai pemain maupun penikmat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: purworejo ekspres