Paslon DAMAI Beri Kritik Petahana Soal Kebutuhan Dasar hingga Dokter Diangkat Jadi Direktur TKL

Paslon DAMAI Beri Kritik Petahana Soal Kebutuhan Dasar hingga Dokter Diangkat Jadi Direktur TKL

KRITIK. Paslon Damar-Sri Harso (Damai) tampil memukau dengan kritik tajam yang dilontarkan kepada lawannya saat debat pamungkas digelar, Rabu, 13 November 2024-DOKUMEN-KPU KOTA MAGELANG

MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.COM - Pasangan calon (Paslon) nomor urut 2, Damar Prasetyono-dr Sri Harso (DAMAI) tampil memukau saat debat pamungkas digelar KPU Kota Magelang, Rabu 13 November 2024 malam lalu.

Paslon yang diusung PDIP, Gerindra, Demokrat, dan PKB itu sukses membuat kritikan tajam yang akhirnya gagal terjawab oleh kubu lawan.

Saat tiba di segmen saling bertanya, calon walikota Magelang Damar Prasetyono mengungkapkan jika hasil sapa warga, masih banyak keluhan terkait kebutuhan dasar yang belum beres.

"Ciri daerah yang maju adalah daerah yang mampu memenuhi kebutuhan dasar masyarakatnya secara inklusif. Contoh suplai air, bagaimana bisa dikatakan sejahtera kalau masyakat tidak bisa merasakan air mengalir selama 24 jam," kata Damar.

BACA JUGA:Ratusan Warga Kota Magelang Ramaikan Mancing Gratis Paslon Damai

BACA JUGA:Paslon Damai Pakai Batik Karya Kaum Disabilitas Saat Debat Perdana Calon Walikota Magelang

Hal lain, kata Damar, Kota Magelang yang punya potensi di bidang jasa, nyatanya tidak tergarap secara maksimal.

Dia mengambil contoh, turunnya pendapatan asli daerah (PAD) dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) selama kepemimpinan sebelumnya.

"Pengelolaan BUMD sejatinya harus bagus, karena jadi pontesi besar peningkatan PAD. Jika kami bicara data, laba PDAM Kota Magelang era sebelumnya sebesar Rp3,9 miliar sekarang tinggal Rp868 juta. Tapi ironisnya tidak ada audit atau pemeriksaan, tentang apa yang sebenarnya terjadi di perusahaan daerah itu," katanya.

BACA JUGA:Pasangan Damai Klaim Unggul 60 Persen di Wilayah Magelang Tengah

Damar menilai, transparansi dan akuntabilitas tidak dilaksanakan dengan baik di sejumlah BUMD yang ada.

Di satu sisi, pengelolaan sumber daya manusia (SDM) BUMD, kata Damar, mestinya berprinsip pada upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.

"Kita punya Taman Kyai Langgeng, maka harus dikelola dengan baik. Kalau bisa direkturnya itu yang berkompten, jangan seorang dokter dijadikan direktur," tandasnya.

Damar mengaku heran, pengangkatan jabatan direktur BUMD yang tidak jelas latar belakangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres