Presiden Saras Swara Indonesia: Kesenian Tradisional Bukan Tradisi Turun Temurun

Presiden Saras Swara Indonesia: Kesenian Tradisional Bukan Tradisi Turun Temurun

WORKSHOP. Seminar Nasional dan Workshop bertema "Inovasi dan Konservasi Kesenian Tradisi" resmi digelar di Pendopo Bupati Wonosobo, Kamis (9/1)-AGUS SUPRIYADI-WONOSOBO EKSPRES

WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.COM - Berkomitmen memperjuangkan keberlangsungan seni tradisi sebagai warisan untuk generasi mendatang, Komunitas Saras Swara Wonosobo gelar Workshop bertajuk inovasi dan konservasi kesenian tradisi.

Presiden Saras Swara Indonesia, Miftah Alif Pambudi, mengatakan bahwa kegiatan ini untuk menciptakan ruang diskusi kreatif dan eksploratif bagi berbagai pihak.

"Penting menjaga kelestarian seni tradisi sambil terus berinovasi agar tetap relevan dengan perkembangan zaman," ungkapnya.

BACA JUGA:Bappeda Wonosobo Gelar Workshop, Integrasikan Roadmap SIDa dengan RPJMD

Menurutnya, pelaku seni harus merespon tantangan dan peluang yang dihadapi kesenian tradisional di era globalisasi dan teknologi yang semakin maju.

Hal tersebut bukan tugas yang ringan.

"Kita harus menjaga kelestarian kesenian tradisi sembari terus berinovasi agar dapat relevan di tengah perkembangan zaman,” tandasnya.

BACA JUGA:3 Tahun Kiprah PagerTawon, Konsisten Lestarikan Seni Tradisi

Pihaknya berkomitmen memperjuangkan keberlangsungan seni tradisi sebagai warisan untuk generasi mendatang.

“Kami Saras Swara Indonesia berkomitmen untuk memperjuangkan keberlangsungan kesenian tradisi. Kami percaya kesenian tradisi bukan hanya sebatas tradisi turun-temurun atau rutinitas, melainkan sebuah warisan yang dapat kita bawa ke generasi selanjutnya,” ucapnya.

Sementara itu, Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, mengatakan bahwa seminar dan workshop tersebut akan menjadi wadah untuk menambah wawasan peserta dalam pelestarian seni dan budaya lokal Wonosobo.

BACA JUGA:Jumlah Penari Lengger Capai 1.000 Orang, Bupati Wonosobo Dorong Dirikan Gedung Kesenian

“Seni budaya lokal Wonosobo seperti tari topeng lengger, musik bundengan, dan jundan memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan," bebernya.

Ia menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pelaku seni, dan pihak swasta untuk pelestarian seni tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: wonosobo ekspres