Petani Tembakau Temanggung Terancam Terpuruk: Gudang Garam Tak Lagi Serap Panen 2025
RAWAT. Petani di Kecamatan Bansari sedang merawat tanaman tembakau di tengah tanaman bawang putih. -SETYO WUWUH-MAGELANG EKSPRES
Sebagai langkah taktis, Pemkab Temanggung mencoba menjalin kerja sama dengan pabrikan golongan menengah yang masih memiliki daya serap pasar.
Meski begitu, skema kerja sama tersebut tetap memerlukan syarat dan penyesuaian tersendiri.
“Harapan kami, pemerintah pusat bisa mendengar jeritan petani. Jika bisa, ada kebijakan penurunan tarif cukai yang disertai langkah tegas menangani rokok ilegal,” harap Agus.
BACA JUGA:Miftachul Aziz, Kader Ansor Temanggung Penggagas Revitalisasi Kampung Aren
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, menyatakan keprihatinannya atas nasib petani tembakau.
Ia menyebut bahwa persoalan bukan hanya minimnya serapan industri, tapi juga membanjirnya impor tembakau dari luar negeri yang memperlemah posisi jual petani lokal.
“Kondisi ini butuh perhatian serius. Apalagi industri harus membayar cukai di awal, sementara rokok ilegal justru bebas beredar. Kita butuh strategi menyeluruh untuk melindungi ekonomi petani dan industri dalam negeri,” tegasnya.
Dengan 14 dari 20 kecamatan di Temanggung menjadi sentra tembakau, dan 6 lainnya sebagai wilayah penyangga, krisis ini berpotensi mengguncang fondasi ekonomi lokal jika tak segera mendapat solusi konkret.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: temanggung ekspres
