MUNTILAN, MAGELANGEKSPRES - Ponpes Darussalam selalu ramai didatangi jamaah tiap Kamis Pahing untuk Mujahadah Gada Dewa Watucongol sekaligus memperingati meninggalnya KH Ahmad Abdul Haq.
Diperkirakan ada sekira 40.000 jamaah yang datang untuk menghadiri mujahadah ini. Ternyata mereka tidak hanya dari masyarakat Magelang saja, tapi juga ada yang datang dari luar kota Magelang.
BACA JUGA:1.000 Petani di Lereng Sumbing Magelang Deklarasikan Dukungannya ke Prabowo-Gibran
Antusias tersebut terlihat saat pada Rabu (10/1) malam pukul 20.00 WIB yang mulai berdatangan. Jamaah yang hadir pun tidak hanya dari kalangan santri saja, akan tetapi masyarakat luas dari segala profesi pun turut hadir dalam mujahadah tersebut.
Bambang selaku Sekjen Gada Dewa Watucongol menjelaskan awal mula diadakannya mujahadah tersebut. Tahun 2010 sepeninggal KH Ahmad Abdul Haq merupakan awal diadakan Mujahadah yang diprakarsai oleh organisasi Gada Dewa Watucongol, ormas bentukan dari almarhum yang merupakan Gabungan Penderek Watucongol.
Tujuannya sebagai bentuk sarana ngalam barokah dan tawasulan memperingati wafatnya sang Kyai.
Sebagai salah satu ulama yang sangat disegani di Magelang, alm KH Ahmad Abdul Haq memiliki jiwa yang kharismatik selain itu juga pluralisme kepada siapapun yang perlu diteladani oleh para penerusnya.
"Sosok KH Ahmad Abdul Haq perlu diteladani tidak membeda-bedakan siapapun meski orang tersebut berbeda. Siapapun yang datang ke baliau disambutnya dengan ramah meskipun berbeda dari agama maupun kedudukannya. Jadi yang datang Mujahadah boleh siapapun kesini. Jadi siapapun yang pulang dari sini bahagia," imbuhnya.
BACA JUGA:VIRAL! Penampakan Bukit Menjulang Dekat Candi Borobudur Magelang Ternyata Sampah
Tiap selapan atau 40 hari sekali diadakan rutin. Kegiatannya diisi dengan tahlil dan doa-doa sholawat yang dipimpin Kyai H Nurul Hidayat di Ponpes Darussalam Dalem Tengah ini. Selain untuk mengenang wafatnya KH Ahmad Abdul Haq, Mujahadah juga sebagai juga sebagai bentuk melestarikan ajaran-ajaran Watucongol terdahulu.
"Melestarikan ajaran islam ala thoriqotil khususiah thoriqoh. Sebagai benteng ulama. Ajaran-ajaran yang dilahirkan menjadi benteng tersendiri. Mendidik generasi muda untuk berakhlakul karimah untuk amar ma'ruf nahi munkar," paparnya.
Di tahun politik ini Ponpes Darussalam didatangi oleh berbagai tokoh-tokoh politik nasional. Para pengurus Ponpes pun mengaku netral dan yang memberikan yang terbaik bagi bangsa Indonesia.
"Setiap yang datang kami sambut dan diberikan misi ruh. Untuk melahirkan pemimpin yang gede dengan senantiasa mengamalkan ilmu ulama sehingga kehidupan aman dan damai," katanya.
BACA JUGA:74 Gedung dan 218 Jiwa Terdampak Angin Ribut di Wonosobo
Dirinya pun mengimbau kepada jamaah untuk memilih pemimpin yang memperjuangkan suara rakyat dan amanah. Membawa misi mendorong membangun kekokohan.