Banjir Rob Mulai Mengancam Kota Tegal

Banjir Rob Mulai Mengancam Kota Tegal

MAGELANGEKSPRES.COM,TEGAL.MUSIM penghujan memang sudah berlalu. Kota Tegal kini memasuki musim kemarau. Meski begitu, Kota Bahari tidak lantas terbebas dari banjir yang kali ini airnya datang dari laut atau rob. Rob mulai mengancam kawasan pesisir kota berpenduduk dua ratus ribuan lebih jiwa ini, salah satunya di Jalan Flores, Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur. Dilaporkan, rob sudah sepekan menghantui warga sekitar. “Sudah sejak seminggu yang lalu mulai ada rob,” kata Wakil Ketua DPRD Kota Tegal Wasmad Edi Susilo yang juga telah menerima laporan dari warga, Rabu (13/5). Wasmad menyampaikan, rob tersebut masuk ke rumah warga, terutama yang bangunannya belum dilakukan peninggian. Karena itu, politisi Partai Golkar tersebut meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Tegal segera melakukan penanganan. “Bagi dinas yang membidangi agar dikoordinasikan dan segera ada tindaklanjut,” ungkap Wasmad. Terpisah, Anggota Komisi III DPRD Kota Tegal Rachmat Rahardjo yang tinggal tidak jauh dari Jalan Flores, menyampaikan, rob biasanya menggenang siang menjelang sore hari dan pagi harinya surut. Terkait penanganan rob, Pemkot yang telah membuat Kolam Retensi untuk menahan air dari hulu dan rumah pompa perlu mengkaji solusi alternatif. Sebagaimana yang dilakukan di Kota Surabaya, yaitu membuat pintu air di wilayah dekat muara sungai. Juga, langkah membuat sumur sungai atau biopori perlu dicoba di beberapa wilayah, semacam piloting pada beberapa titik terlebih dahulu. Secara logika sederhana, penanganan rob adalah agar air pasang tidak masuk ke wilayah daratan. “Maka harus ditahan. Untuk itu, membutuhkan pintu air untuk aliran air di sungai dari arah hulu perlu ditahan melalui sumur sungai. Jadi sumur sungai posisinya seperti rem,” ujar Rachmat. Politisi PKS tersebut menyampaikan, sementara jika memperhatikan di Kabupaten Tuban, Jalur Pantura di sana telah berfungsi ganda. Selain sebagai jalan, juga menjadi tanggul sekaligus menahan laju air saat pasang naik. Konsep ini juga dilakukan Kota Pekalongan. “Kota Tegal perlu mengambil pilihan dari cara-cara tersebut, mana yang paling efisien namun efektif,” jelas Rachmat. Menanggapi soal rob, Kepala Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Tegal Daryati menjelaskan, saat musim timuran seperti sekarang, rob tinggi berpotensi terjadi selama setengah 15 hari ke depan. Terkait rob di Jalan Flores, pompa Kolam Retensi Mintaragen posisinya hidup dan pintu air sudah ditutup. Namun karena rob tinggi, air limpas dari saluran warga yang rendah dan terdorong air dari Kali Anyar sampai ke Jalan Flores. Perlu pengecekan lapangan yang detail karena di bantaran Kali Anyar warga banyak mendirikan bangunan. Semestinya, daerah bantaran steril dari bangunan, sehingga tidak ada saluran yang menyebabkan limpas air dari Kali Anyar ke lingkungan. “Tapi membongkar itu tidak mudah, diperlukan kesadaran masyarakat dan dukungan dari pihak kelurahan,” terang Daryati. Ke depan, DPUPR berencana meningkatkan kinerja Kolam Retensi Mintaragen dan memberi pintu air di Kali Anyar, sehingga air masuk ke kolam seluruhnya, dengan memperbesar kapasitas pompa, sekaligus untuk menyelesaikan genangan di Pondok Martoloyo. (nam/wan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: