Faktor Alam, PAD Sektor Perikanan masih Lesu

Faktor Alam, PAD Sektor Perikanan masih Lesu

BATANG - Menjelang akhir tahun 2019, pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor perikanan di wilayah Kabupaten Batang masih saja lesu. Tercatat, hingga akhir bulan September, retribusi dari tempat pelelangan ikan (TPI) realisasinya baru mencapai 49 persen. Hal itu dibenarkan Bupati Batang, Wihaji, saat menghadiri Pesta Nyadran Nelayan Batang 2019 di TPI Klidang Lor 1 dan 2, Selasa (1/10) siang kemarin. Acara juga dihadiri Dandim 0736/Batang, Letkol Kav Henry Rudi Judianto Napitupulu, dan Wakapolres Batang, Kompol Hartono. Menurut Wihaji, dari target retribusi yang ditetapkan di 2019 sebesar Rp 5,1 miliar, Dislutkannak baru bisa mengumpulkan Rp 2,3 miliar di akhir September kemarin. “Tahun ini sektor perikanan sangat lesu, dibanding tahun tahun sebelumnya. Kita akui, PAD dari sektor perikanan mengalami penurunan, saya lihat retribusinya hingga akhir September belum maksimal. Oleh karenanya, dalam agenda Rakorpok kemarin, kita sudah lakukan evaluasi,” ungkapnya. Baca Juga Tasyakuran Hari Batik Nasional, Pemkot Grumungan Bareng Wong Batik Belum optimalnya realisasi retribusi sektor perikanan disebut Wihaji dipicu faktor alam yang saat ini kurang baik. Fenomena itu terjadi di semua wilayah perairan. “Memang pendapatan dari sektor perikanan ini sangat bergantung pada alam, yang pada saat ini masih kurang baik,\" ujarnya. Namun demikian, Wihaji tetap optimis bahwa Dislutkannak akan seoptimal mungkin memenuhi target hingga akhir tahun. “Sudah masuk bulan Oktober, masih ada waktu tiga bulan lagi untuk Dislutkannak bisa mengoptimalkan retribusi,\" terangnya. Meski kondisinya lesu, Bupati memastikan tak akan menurunkan target retribusi perikanan. \"Supaya kinerja Dislutkannak juga lebih optimal,\" tandasnya. Senada, Ketua DPC HNSI Batang, Teguh Tarmujo bahkan menyebut 2019 ini sebagai tahun terberat dalam pemenuhan target retribusi perikanan. “Dalam tiga tahun terakhir ini, baru kali ini retribusi dari sektor perikanan menunjukkan penurunan yang cukup memprihatinkan,\" terang Teguh. Baca Juga Pria Paruh Baya Ditemukan Tewas Tanpa Busana Ia pun sepakat, bahwa faktor alam menyebabkan produktifitas nelayan Batang mengalami penurunan. Kondisi tersebut bahkan sudah mulai dirasakan nelayan sejak awal tahun. Menurut Teguh, HNSI bersama stakeholder perikanan lainnya sudah maksimal membantu pemerintah memaksimalkan pencapaian retribusi. Para nelayan juga terus diedukasi agar melelangkan ikannya di Batang. Jangan sampai memilih lelang di luar daerah. \"sebab, ada beberapa kapal yang masih melelangkan hasil tangkapan di luar daerah, dan itu sangat signifikan untuk mempengaruhi produktifitas di TPI 1 dan 2 khususnya,\" pungkasnya. (fel)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: