Panti Rehabilitasi Gangguan Jiwa Butuh Perhatian

Panti Rehabilitasi Gangguan Jiwa Butuh Perhatian

PURWOREJO - Keberadaan panti sosial rehabilitasi penyandang gangguan kejiwaan membutuhkan perhatian. Bentuk perhatian itu tidak selalu berupa material, melainkan juga dukungan moral. Berangkat dari kondisi itu, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Purworejo melakukan anjangsana sekaligus menyerahkan bantuan kepada panti rehabilitasi sosial penyandang gangguan jiwa, kemarin. Dua lokasi yang dikunjungi yakni Panti Plandi di Desa Wangunrejo Kecamatan Banyuurip dan Panti Rehabilitasi Sosial Gangguan Jiwa Tirto Jiwo di Desa Kalinongko Kecamatan Loano. Penyerahan bantuan dilakukan oleh Pembina DWP Kabupaten Purworejo Fatimah Verena Prihastyari SE bersama Ketua DWP Dra Erna Setyowati Said Romadhon dan sejumlah pengurus lain. Fatimah Verena Prihastyari mengatakan, panti yang khusus menangani penderita kejiwaan ini sangat mulia mengingat harus berhadapan dengan pasien dengan berbagai macam gangguan jiwa. “Tentu kita juga harus memiliki rasa peduli dengan sesama, termasuk dengan Panti ini,” katanya. Diungkapkan, selain memberi dukungan moral kepada pengelola, anjangsana yang dilakukan juga memberikan semangat kepada pasien untuk sembuh. Menurutnya, selain obat dan terapi, salah satu kesembuhan dapat dicapai melalui pendekatan komunikasi. Pihaknya berharap, pasien di Panti tidak bertambah jumlahnya, sebaliknya dapat berkurang. “Jika sembuh harus dilatih untuk beraktivitas atau berlatih keterampilan, agar dapat mandiri. Dengan mempunyai kesibukan, maka akan mengasah pikirannya menjadi lebih baik,” ungkapnya. Erna Said menyebut, kegiatan anjangsana merupakan bagian dari rangkaian peringatan HUT ke-74 Kemerdekaan RI. Melalui peringatan ini, DWP mengagendakan kegiatan sosial dengan berkunjung ke Panti rehabilitasi jiwa dengan tujuan untuk mengajak anggota DWP berempati dengan sebagian kecil warga yang mengalami gangguan jiwa. “Bantuan yang diberikan berupa sejumlah uang dan sembako, seperti beras, minyak, terigu, mie instan, dan lainnya,” sebutnya. Pembina Panti Tirto Jiwo, dr Gunawan Setyadi, mengapresiasi atas adanya perhatian dan kunjungan DWP. Pihaknya mengaku kehadiran DWP turut memotivasi pengelola untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pasien. Menurutnya, meski telah memiliki donatur dan ada bantuan dari pemerintah, panti membutuhkan perhatian dari berbagai pihak. Perhatian itu tidak hanya berupa material, melainkan juga dukungan moral. “Dalam satu bulan operasional saja, Panti membutuhkan biaya sekitar Rp15 juta,” ujar Gunawan yang merupakan purna dari anggota WHO di India. Diungkapkan, keluarga pasien akan membantu biaya, tetapi bagi yang tidak mampu, biayanya menyesuaikan. “Untuk menutup kebutuhan Alhamdulillah ada bantuan dari donasi dan Dinsos. Kita juga melakukan penghematan supaya bisa cukup. Kami berencana kedepan dapat membuka usaha untuk kesibukan Panti, sehingga dapat menopang kebutuhan Panti. Tentunya kami butuh perhatian dari pihak lain untuk dapat mewujudkan,” ungkapnya. (top)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: