Perekonomian Indonesia Dikhawatirkan Rontok, Usai Jokowi Umumkan 2 WNI Positif Covid-19/

Perekonomian Indonesia Dikhawatirkan Rontok, Usai Jokowi Umumkan 2 WNI Positif Covid-19/

MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA - Usai Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan ada dua warga negaranya yang positif virus corona atau Covid-19, dikhawatirkan bakal menimbulkan kepanikan di dalam negeri secara menyeluruh. Imbas yang akan dirasakan adalah perekonomian Indonesia secara menyeluruh akan mengalami pelemahan yang tajam. Oleh karenanya, untuk mencegah hal tersebut terjadi. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mengusulkan, pemerintah agar bertindak cepat untuk mendeteksi penyebaran wabah ini. Salah satunya, bisa meminta bantuan dari negara teangga yang memiliki alat yang canggih. \"Pemerintah perlu mempertimbangkan apakah perlu meminta bantuan dari negara sahabat untuk membantu mendeteksi wabah ini di tempat-tempat di Indonesia yang fasilitas medis pendeteksi virusnya belum memadai,\" kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani, kemarin (2/3). Misalkan, kata dia, di Jakarta, pemerintah bisa mendeteksi dengan cepat penyebaran wabah ini di seluruh Indonesia. Menurut dia, bila terlambat akan membawa dampak ekonomi yang cukup besar. \"Deteksi dan containment penyebaran wabah ini di Indonesia bisa cepat, efektif dan efisien dilakukan sebelum membawa dampak ekonomi dan sosial yang lebih besar,\" ujar dia. Selain itu, lanjut dia, pemerintah harus pro aktif melaukan sosialisasi apa yang perlu dilakukan masyarakat untuk mencegah terjangkit wabah ini dan perlu dibawah ke rumah sakit mana. \"Jadi harus dijelaskan yang seperti apa yang perlu diwaspadai, bagaimana menanganinya dan harus dirujuk ke mana orang-orang yang dicurigai terjangkit ini,\" tutur dia. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan, pihaknya akan memperketat beberapa impor asal Cina. Pasalnya, virus corona bisa menyebar lewat makanan. Melalui makanan virus ini menyebar cepat dan masif. \"Karena mereka kan suka makan yang aneh-aneh, semuanya mereka makan,\" kata Hariyadi. Hariyadi juga meminta agar pemerintah memperketat para pengunjung yang datang ke Indonesia, terutama dari negara-negara yang sudah terdampak virus corona. \"Filternya seharusnya di bandara jadi pemerintah harus siaga sejak diawal,\" saran dia. Sementara itu, Ekonom CORE Indonesia Pite Abdullah mengatakan, sampai saat ini belum ada upaya yang kongkrit terhadap pencegahan virus corona di Tanah Air. \"Yang utama pemerintah diharapkan bersungguh-sungguh melakukan berbagai upaya untuk mencegah menyebarnya virus corona. Upaya sungguh-sungguh itu belum terlihat,\" kata dia kepada Fajar Indonesia Network (FIN), Senin (2/3). Merespon kasus dua WNI terkena virus corona, pihak Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan belum memiliki strategi fiskal terbaru. Kemenkeu masih mengandalkan kebijakan insentif fiskal pariwisata sebesar Rp10,3 triliun. “Presiden baru mengumumkan, jadi sampai sekarang belum yang baru untuk kami sampaikan,” kata Pelaksana Tugas Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Arif Baharuddin. Kendati demikian, dia memastikan bahwa alokasi fiskal di APBN 2020 masih memiliki ruang yang cukup. Tahun 2020, pemerintah menargetkan defisit anggaran APBN sebesar Rp307,2 triliun atau 1,76 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Adapun target ini masih di bawah batas ketentuan dalam Undang-Undang yang sebesar 3 persen dari PDB. Sehingga, menurutnya, pemerintah masih memiliki ruang jika seandainya terjadi defisit anggaran harus diperlebar ketika ada insentif fiskal terbaru. Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo pada Senin (2/3) mengumumkan ada dua WNI yang sudah terjangkit virus corona dan kini dirawat di RS Sulianti Saroso, Jakarta Utara.(din/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: