Kreatif, Dekorasi Burung Merak di Taman Kali Kota Berbahan Sampah

Kreatif, Dekorasi Burung Merak di Taman Kali Kota Berbahan Sampah

BAHAN SAMPAH. Dekorasi burung merak di Taman Kali Kota Magelang yang terlihat cukup menarik itu rupanya menggunakan bahan dasar sampah yang didaur ulang.(foto : wiwid arif/magelang ekspres)--Magelangekspres.com

KOTA MAGELANG - Pengelolaan sampah masih menjadi persoalan besar di Kota Magelang. Kesadaran, inovasi, dan aksi nyata bersama diperlukan untuk menyelamatkan lingkungan dari ancaman sampah.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Magelang sejak satu dekade lalu sudah memprogramkan penanganan sampah melalui inovasi dan kreasi masyarakat misalnya bank sampah. Dari bank sampah di tiap RW se-Kota Magelang ini kemudian melahirkan Reuse, Reduce, Recycle (3R). Sebuah opsi yang dianggap sangat efektif mengurangi produksi sampah di Kota Magelang.

Baru-baru ini, DLH melalui Bidang Pengelolaan Pertamanan dan Pemakaman sukses menciptakan inovasi baru. Vertikal garden dimanfaatkan untuk mendekorasi taman kota. Uniknya, dekorasi itu dibuat dari bahan dasar sampah.

Inovasi penambahan dekorasi dari bahan dasar sampah dilakukan di Taman Kali Kota, Jalan A Yani, Kecamatan Magelang Utara.

“Kami manfaatkan bekas botol plastik, koran bekas dan lainnya untuk membentuk dekorasi yang indah. Dekorasi berupa burung merak yang menggambarkan betapa indahnya Kota Magelang itu,” kata Kepala Bidang Pengelolaan Pertamanan dan Pemakaman DLH Kota Magelang Dr Yetty Setyaningsih, Senin (18/7).

Sejak tahun 2014 silam, vertikal garden hanya berupa pot-pot taman. Namun sekarang pemandangan itu lebih estetis berada di tepian jalan raya.

Yetty ingin, sampah yang sebenarnya bisa bernilai guna asalkan ditangani dengan baik, mampu meningkatkan kesadaran generasi muda agar peduli terhadap sampah. Mendekatkan persoalan sampah dengan keindahan dekoratif, katanya, mudah menarik perhatian kalangan usia muda.

“Sengaja dibuat seindah mungkin untuk menarik perhatian masyarakat terutama kaum milenial. Jadi mereka akan termotivasi membuat dekoratif-dekoratif menarik dengan bahan baku seperti sampah,” ujarnya.

Ia menyebutkan, saat ini Kota Magelang memiliki 56 titik taman. Mayoritas taman-taman itu telah direvitalisasi dengan konsep tematik.

”Seperti Taman Pentiperi atau Taman Maju yang memiliki filosofi view Gunung Sumbing yang siapapun dapat menikmati pemandangan ini dari tempat duduk yang telah disediakan. Disebut Taman Maju karena melihat Gunung Sumbing ibaratnya punya visioner untuk semakin maju,” katanya.

Satu hal yang juga menjadi terobosan DLH adalah mewujudkan taman keanekaragaman hayati (Kehati) di Taman Plengkung Magelang Tengah. Taman kehati memiliki keistimewaan karena keanekaragaman hayati memperkaya ekosistem yang ada di dalamnya.

“Taman Kehati bernilai besar dan memberi manfaat luas bagi masyarakat. Ke depan diharapkan, Kehati mampu menjadi daya tarik ekowisata terpadu,” tandasnya. (wid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelangekspres.com