Dosen Prodi Peternakan dan Pendidikan IPA Untidar Ajak Warga Budidaya Maggot

 Dosen Prodi Peternakan dan Pendidikan IPA Untidar Ajak Warga Budidaya Maggot

EDUKASI. Tim Pengabdian pada Masyarakat yang terdiri dari dosen dan mahasiswa Untidar memberikan edukasi tentang budidaya maggot di Dusun Sempu, kemarin.(foto : dok/magelang ekspres)-UNTIDAR-Magelangekspres.com

MAGELANG UTARA - Budidaya maggot atau lalat tentara hitam (black soldier fly) untuk menghasilkan pupuk organik semakin marak digunakan. Sayangnya, pengolahan limbah dari budidaya ini masih belum maksimal. Padahal, limbah cangkang lalat bisa menghasilkan zat baru yang bernilai jual seperti dijadikan pakan ternak.

Tim Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tidar (Untidar) melihat peluang itu. Mereka mengajak warga terutama yang belum memilki tempat pengelolaan sampah (TPS) di Dusun Sempu, Desa Ngadirojo, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang untuk mulai membudidaya maggot.

Tim pengabdian merupakan kolaborasi antara dosen Program Studi Peternakan dan Pendidikan IPA. Mereka terdiri dari tim dosen antara lain Tri Puji Rahayu SPt MP, Pradipta Bayu Aji P SPt MSc, dan Eli Trisnowati MPd dibantu beberapa mahasiswa. Kesehariannya warga diberi pemahaman tentang biokonversi sampah organik menggunakan maggot.

“Sebelumnya, warga Dusun Sempu masih mengandalkan kebun kosong untuk membuang sampah yang semakin lama sampah itu menumpuk dan menimbulkan polusi bagi lingkungan sekitar. Oleh karena itu, pengabdian kami arahkan ke sana,” kata ketua tim, Tri Puji Rahayu, Selasa (19/7).

Persoalan lain, di Dusun Sempu banyak peternak itik. Sayangnya, mereka justru mengandalkan pakan beli di pasaran.

“Padahal dengan maggot lebih kaya protein. Selain itu, dampak positifnya sampah organik bisa cepat terurai sehingga tidak menimbulkan bau tidak sedap ataupun polusi lingkungan,” katanya.

Saat ini, program pengabdian pemanfaatan maggot yang dilakukan dosen dan mahasiswa Untidar ini masih dalam tahap awal. Warga diarahkan untuk mulai membudidaya maggot, mengingat prosesnya yang sangat mudah.

“Kami bersyukur karena pengabdian kepada masyarakat tentang budidaya maggot di Dusun Sempu mendapat pendanaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun 2022,” jelasnya.

Pendanaan itu, katanya, membuktikan bahwa pemerintah mengapresiasi program biokonversi maggot. Dia menjelaskan, biokonversi merupakan suatu proses alami yang melibatkan larva serangga untuk menyerap nutrien dari limbah organik menjadi biomassa Larva BSF.

“Selain itu, larva BSF (maggot) mengandung protein tinggi antara 45-50 persen dan lemak 24-30 persen sehingga sangat berpotensi dijadikan bahan pakan sumber protein hewani yang ekonomis,” tuturnya.
Di awal ini, tim pengabdian akan memfokuskan penyuluhan tentang edukasi sampah dan pengolahannya. Setelahnya warga akan disentuh agar tertarik budidaya larva maggot.

“Kemudian kami akan berikan edukasi lagi tentang praktik pemilahan sampah organik dan anorganik,” imbuhnya.

Sementara itu, anggota tim pengabdian lainnya, Eli Trisnowati menuturkan, kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini memiliki tujuan guna meningkatkan keterampilan peternak yang tergabung dalam kelompok ternak “Sumber Makmur” dan PKK Dusun Sempu.

“Besar harapan kami dari tim bahwa proses serangkaian kegiatan yang telah dijadwalkan berjalan dengan baik, warga sasaran pengabdian meningkat dalam hal pengetahuan, keterampilan, hingga pemenuhan kebutuhan pakan itik di Magelang,” pungkasnya. (wid/adv)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelangekspres.com