Tabrakan Kereta Api 1943 di Magelang Jadi Tragedi Paling Berdarah Sepanjang Sejarah Transportasi Indonesia

Tabrakan Kereta Api 1943 di Magelang Jadi Tragedi Paling Berdarah Sepanjang Sejarah Transportasi Indonesia

Kecelakaan paling mematikan sepanjang sejarah Indonesia di Magelang-Repro Bagus Priyana-Facebook

Soekardjo sendiri tidak begitu paham, kapan persisnya peristiwa kecelakaan yang memakan ratusan korban itu terjadi. Dia hanya tahu, saat itu bersamaan dengan kedatangan kolonial Jepang.

Jadi sekitar tahun 1943 atau dua tahun sebelum Indonesia mendeklarasikan Proklamasi Kemerdekaan.

Soekardjo mengatakan, jika saat itu ada sebuah kereta api gerbong yang mengangkut beras meluncur dari Stasiun Mertoyudan menuju ke selatan Blabak-Muntilan.

BACA JUGA:Dibalik Banyaknya Tragedi Kecelakaan Jembatan Comal Pemalang, Siluman Mengambil Tumbal?

Kereta api tersebut memiliki 7 gerbong mengangkut beras dengan kecepatan tinggi dari Stasiun Mertoyudan melewati Stasiun Blondo mengarah ke jembatan rel Kali Elo.

Pada saat bersamaan, muncul kereta api uap dengan empat gerbong, satu gerbong muatan barang sedangkan tiga gerbong lainnya berisi ratusan penumpang.


Foto repro kecelakaan kereta api di Magelang 1943-Repro Bagus Priyana-Facebook

Mereka datang dari Jogja menuju Stasiun Blabak dan menuju Magelang. Kereta uap penimpang ini berjalan sesuai jadwal dan sudah memenuhi ketentuan dan perintah dari Kepala Stasiun Blabak.

Dari sinilah petaka itu terjadi. Kepala Stasiun Blabak baru tersadar jika ada sebuah kereta api lain juga sedang meluncur dari arah berlawanan.

BACA JUGA:Kondisi Terkini Wakil Bupati Temanggung Usai Kecelakaan dan Harus Jalani Operasi

Informasi dadakan itu baru diperoleh sang kepala stasiun lewat telegram dari Stasiun Mertoyudan.

Kepala stasiun tersebut mencoba sesegera mungkin mengirim telegram agar rangkaian kereta pengakut beras itu dihentikan.

Sayangnya, hal itu sudah terlambat. Begitu telegramnya berhasil dikirim, di saat itu pula detik-detik peristiwa tragis itu terjadi.

Kedua kereta sudah meluncur di rel, dengan jalur dan waktu yang sama pada arah yang saling berlawanan.

Ditambah rangkaian kereta menuju jembatan Kali Elo pada posisi menurun, sehingga kecepatannya bertambah karena adanya gaya gravitasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: fb bagus priyana