Nestapa Orang Indo Sejarah Kelam yang Memaksa Mereka Hengkang dari Nusantara

Nestapa Orang Indo Sejarah Kelam yang Memaksa Mereka Hengkang dari Nusantara

Tokoh HAM Orang Indo, Van der Steur dengan kawan-kawannya di Magelang-TROPEN MUSEUM-KOTA TOEA MAGELANG

MAGELANG, MAGELANG EKSPRES -- Selama masa pendudukan Belanda di Nusantara tidak sedikit penduduk pribumi yang menjalin hubungan pernikahan dengan orang Belanda. Lantas anak keturunan Pribumi-Belanda ini lebih populer dengan sebutan Orang Indo.

Namun saat ini, hampir tidak bisa ditemukan lagi Orang Indo yang masih menetap di Indonesia. Memang mereka sekarang tinggal dimana? Pertanyaan itu seringkali kita dengar.

Rupanya ada peristiwa sejarah kelam, dimana Orang Indo memilih tak lagi tinggal di Bumi Indonesia. Itu karen pada masa itu, mereka dirundung kekhawatiran dan ketakutan, karena dianggap sebagai ras terendah dan sentimen negatif upaya balas dendam kaum pribumi.

Sebelum kedatangan Jepang, banyak Orang Indo menghuni kota-kota kecil bahkan hingga pedesaan di Pulau Jawa. Jumlah mereka sangat banyak.

Beberapa foto banyak sekali ditemukan mereka sering tampil bersama dengan orang Belanda asli. Namun, kenapa bisa sekarang mereka tak terlihat eksis sama sekali?

Ternyata ada sisi kelam yang mengharuskan Orang Indo memilih keluar dari Indonesia. Terlebih di era kedatangan Jepang. Dimana masyarakat campuran sering mendapatkan diskriminasi, baik dari tentara kolonial Jepang maupun warga pribumi itu sendiri.

BACA JUGA:Kisah Orang Indo di Kota Magelang Divisualisasikan Lewat Pameran Foto

Ahli Sejarah yang juga Koordinator Kota Toea Magelang, Bagus Priyana mengatakan, terjadi jarak yang besar jumlah warga Orang Indo sebelum kedatangan Jepang hingga setelah perang kemerdekaan.

"Mereka menyebutnya sebagai Orang Indo. Sebelum kemerdekaan, jumlah mereka bisa sama dengan penduduk Belanda di Indonesia. Tapi setelah merdeka jumlah mereka tinggal sedikit sekali. Nasib mereka sama seperti penduduk Belanda yang tinggal di Indonesia," kata Bagus Priyana.

Konflik antara Orang Indo dan pribumi dimulai sejak para tentara kolonial mulai menetap pada Perang Jawa (1825-1830). Orang Indo dianggap sebagai penghianat karena wajah dan kulit mereka yang mirip dengan penjajah.

Tidak jarang mereka menjadi korban kekejaman perang. Meskipun, dalam diri mereka mengalir darah pribumi.

Sayangnya, untuk mencari rekam jejak Orang Indo, Bagus mengaku sangat kesulitan. Ada dugaan bahwa arsip-arsip sejarah ini dimusnahkan Jepang, karena mereka tak ingin budaya Barat berkembang di Nusantara.

"Sulit sekali melacak siapa saja dan berapa jumlah Orang Indo, sangat minim referensi. Hal ini menjadi bukti bahwa mereka hilang dalam pengarsipan kolonial yang sistematis,” ujarnya.

BACA JUGA:Tragedi Kelam di Magelang, Kecelakaan Bus Sumber Waras Tewaskan 35 Penumpang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: