7 Alasan Tidak Ada Orang Indo-Belanda yang Tinggal di Indonesia Saat Ini

Gaya hidup Orang Indo dapat terlihat dari penampilannya-TROPEN MUSEUM-KOTA TOEA MAGELANG
Berdasarkan catatan sejarah, diperkiraan tawanan Jepang sekitar 170.000 orang. Sedangkan 65.000 orang diantaranya adalah tentara Belanda.
Kemudian 25.000 orang adalah serdadu-serdadu sekutu lainnya dan 80.000 adalah warga sipil (wanita dan anak-anak).
BACA JUGA:Nestapa Orang Indo Sejarah Kelam yang Memaksa Mereka Hengkang dari Nusantara
3. Perbudakan
Orang Indo menjadi korban perbudakan dan penyiksaan. Dalam buku sejarah dikisahkan hampir semua tahanan penuh, gadis-gadis Belanda, termasuk orang Indo dijadikan pelacur, bekerja di restoran-restoran, untuk melayani para militer Jepang.
Laki-laki dikerja paksa dan jika ketahuan tidak patuh atau salah, maka akan menerima siksaan.
Maka ada kemungkinan, kekejaman Jepang ini turut menyebabkan menurunnya orang-orang Belanda yang bertahan di Indonesia.
4. Masa Bersiap
Ketika propaganda pendudukan Belanda kembali bumi Indonesia pada masa agresi Belanda, muncul sebuah pekikan "Masa Bersiap" yang dilontarkan rakyat Indonesia.
Pekikan itu menyulut kekacauan di mana-mana. Termasuk revolusi di Jawa yang terjadi pada tahun 1945–1947.
Huru-hara, pembantaian, dan perampokan massal dilakukan oleh masyarakat pro-kemerdekaan, atau yang biasa disebut sebagai Pemoeda dan Pelopor pada pada tahun 1945–1947, setelah proklamasi kemerdekaan.
Masa Bersiap merupakan sebuah teror, kekacauan, dan kekerasan yang dilatarbelakangi amarah dan keinginan balas dendam pribumi terhadap kolonialisme Belanda.
Walaupun target utama dari aksi ini adalah sisa-sisa tentara Belanda yang belum kembali ke Eropa, beserta keturunannya juga orang Indo Eropa, tapi juga banyak korban yang merupakan orang Maluku dan orang Tionghoa.
Estimasi jumlah korban dari kekacauan ini berkisar antara 3.500 hingga 20.000 jiwa yang terdiri atas orang Belanda beserta keturunannya, termasuk Orang Indo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: