Mencuri Perhatian! Ini Makna Tari Lutung dan Tari Cakilan di Pembukaan Wisata Bukit Grenden

MAGELANG, MAGELANGEKSPRES - Wisata Bukit Grenden telah resmi dibuka pada tanggal 28 Oktober 2023 atas inisiasi Tim PPK Ormawa BEM Fisipol Universitas Tidar serta Masyarakat setempat dan Pengurus Wisata Bukit Grenden.

Pembukaan wisata Bukit Grenden ini mencuri perhatian pengunjung yang datang, selain wisatanya yang indah juga adanya kesenian Tari yang dimainkan oleh anak-anak setempat guna mengisi peresmian wisata tersebut. Tari tersebut yaitu Tari Lutung dan Tari Cakilan.

BACA JUGA:RESMI! Wisata Alam Bukit Grenden Dibuka Kembali, Usung Konsep Camping Ground

Bagus Prihaniza Aliasis selaku Ketua BEM Fisipol Universitas Tidar menjelaskan bahwa Tari lutung merupakan tarian asli dari Desa Pogalan yang menggambarkan kondisi alam dari hutan Merbabu yang asri.

Tari Lutung adalah tarian yang dilakukan oleh anak anak asli di Dusun Keditan, Desa Pogalan.

“Lincahnya lutung menunjukan kondisi satwa liar yang dapat berkembang biak dengan nyaman dan aman tanpa adanya kerusakan alam yang ada,”terang Bagus.

Ketua BEM Fisipol tersebut juga menjelaskan bahwa Tari Cakilan adalah salah satu tarian yang berasal dari Surakarta yang memiliki makna bahwa Cakil di sini menjadi salah satu penjaga kelestarian hutan itu sendiri.

BACA JUGA:Wisata Air Terjun di Lereng Gunung Sumbing: Curug Bujet dan Sigetik jadi Curug Cantik di Kajoran Magelang

“Cakil memiliki gerakan yang luwes dan lincah serta gagah yang memiliki wajah menyeramkan dengan makna untuk mengusir orang asing yang hendak merusak kelestarian alam,” ujarnya.

Bagus menerangkan bahwa tarian ini memiliki makna yang sangat dalam serta keunikan yang luar biasa.

Dirinya berharap bahwa tarian ini  harus terus dilestarikan dan menjadi ciri khas serta budaya daerah tersebut.(mg6)

Sumber: magelang ekspres