Nilai Jual Menjanjikan, Petani di Wonosobo Fokus Produksi Kopi Arabika

Nilai Jual Menjanjikan, Petani di Wonosobo Fokus Produksi Kopi Arabika

KOPI. Proses perawatan Kopi Bowongso pasca panen.-IG Desa Bowongso-Magelang Ekspres

BACA JUGA:Lonjakan Inflasi Wonosobo Capai 3,8 Persen, Ini Strategi Pemkab untuk Menekannya

Tak ayal jika permintaan Kopi Bowongso di pasaran terpantau lebih tinggi ketimbang jumlah produksinya. Keterbatasan stok dari petani, membuat kopi dibanderol dengan harga mahal.

Di samping itu, sebagian besar petani sudah terikat kerjasama dengan perusahaan yang membuat para petani musti memastikan ketersediaan barang, jumlahnya sesuai dengan permintaan yang diinginkan.

"Stoknya terbatas, permintaan juga tinggi. Nah petani yang sudah kerjasama dengan perusahaan kan harus terus memastikan jumlah barang tercukupi. Apalagi sekarang siapa yang tidak minum kopi, hampir setiap orang suka kopi kan," jelasnya.

Tak berhenti di jumlah stok yang tersedia, melejitnya harga kopi juga dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang belakangan curah hujannya sangat tinggi. Sementara jika tidak diimbangi dengan pemeliharaan yang baik, akan berpengaruh ke kualitas barangnya.

"Sekarang ini kalau saya bilang, harga kopi cukup gila mahalnya," ujarnya.

BACA JUGA:Tiba-tiba Puluhan Anggota Polres Wonosobo Dites Urine, Apa Hasilnya?

Disebutkan, harga kopi arabika yang disajikan dalam bentuk green bean atau kopi berasnya (mentah), di pasar dihargai sekira Rp 130 ribuan perkilogramnya. Lalu untuk kopi standar, roast bean capai harga Rp 70-80 ribu perkilogram.

"Kalau standarnya tahun 2022, itu Rp 70-80 ribu. Naiknya sangat signifikan jika yang green bean saja Rp 130 ribu," tandasnya. (mg7)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres