Meneladani Perjalanan Hidup Imam Syafi'i yang Menghatamkan Al Qur'an 60 Kali di Bulan Ramadhan

Meneladani Perjalanan Hidup Imam Syafi'i yang Menghatamkan Al Qur'an 60 Kali di Bulan Ramadhan

Meneladani Perjalanan Hidup Imam Syafi'i yang Menghatamkan Al Qur'an 60 Kali di Bulan Ramadhan--

Namun, tidaklah ia berfatwa kecuali setelah menghapal 10.000 hadis. (Lihat: Jamaluddin Abul-Farah al-Jauzi, al-Muntazhim fi Tarikh al-Umam, Beirut: Darul Kutub, 1992, Jilid X, halaman 135).

Satu riwayat menyebutkan, pada awal usianya, Imam Syafi’i tidak begitu banyak membaca Al-Qur'an karena sibuk menuntut ilmu. Baru di penghujung usianya, beliau memperbanyak kembali tilawah Al-Qur'an.

BACA JUGA:Target Amalan Muslim di Bulan Ramadhan, Khatamkan Al Qur’an Minimal 1 Kali

Nama lengkap Imam Syafi'i adalah Abu Abdullah Muhammad bin Idris bin al-Abbas bin Utsman bin Syafi’ bin as-Sa’ib bin Ubaid bin Abdu Yazid bin Hasyim bin al-Muthalib bin Abdu Manaf bin Qushay. (Lihat: Yusuf bin Taghri, an-Nujum az-Zahirah fi Muluki Mishr, Kairo: Wizaratus-Tsaqafah], jilid II, halaman 176).

Dengan demikian, nama Syafi’i dinisbahkan kepada salah satu nama kakeknya yang bernama Syafi’. Selain nisbah masyhur Syafi’i, namanya juga dinisbahkan kepada al-Qurasyi, al-Muthalibi, dan al-Maki.

Ia lahir di Askelon (Askolan) Gaza, Palestina pada tahun 15 Hijriah. Pada usia 2 tahun, setelah ayahnya wafat, Syafi’i kecil dibawa oleh ibunya ke Mekah. Setelah dewasa, ia dua kali berkunjung ke Baghdad.

Di sana ia menyusun qaul-qaul qadim atau mazhab lamanya. Setelah itu, ia menuju Mesir dan tinggal di sana pada tahun 199 Hijriah. Di sana ia menyusun qaul-qaul jadid atau mazhab barunya.

Imam Syafi’i sendiri tutup usia di Fustath (Kairo), pada hari Kamis, akhir bulan Rajab 204 Hijriah dalam usia 54 tahun. Jenazahnya dikebumikan di Qarrafah ash-Shughra yang sekarang dikenal sebagai komplek pemakaman para wali yang ada di Kairo, Mesir.

Di tempat pemakamannya terdapat pelataran atau halaman yang pernah dimakmurkan oleh Sultan Shalahuddin Yusuf dan dibangun kubah di atas pusaranya oleh Raja Kamil Muhammad. Dan kubah itu pun masih ada hingga sekarang.

BACA JUGA:Mencontoh Rasulullah yang Selalu Mengencangkan Ibadah di Bulan Ramadhan, Bagaimana Persiapan Anda?

Semoga kita termasuk orang yang mampu mengambil pelajaran dari kesungguhan ibadah Imam Syafi’i. Serta meneladani kecintaan beliau terhadap Al-Qur'an sekaligus memperoleh keberkahan ilmu beliau dan bisa mengamalkan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Semoga Allah Ta'ala mudahkan niat baik kita. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: