Seri Berbuat Baik #12, Meraih Predikat Al-Waashil dengan Menyambung Silaturahim

Seri Berbuat Baik #12, Meraih Predikat Al-Waashil dengan Menyambung Silaturahim

Seri Berbuat Baik #12, Meraih Predikat Al-Waashil dengan Menyambung Silaturahim--

MAGELANG EKSPRES- Jangan pernah merasa lelah untuk menyambung silaturahim. Berbuat baiklah dengan kerabat kita.

Kata Ustadz Syafiq Riza Basalamah kemampuan orang dalam menjalin hubungan kekerabatan ini berbeda-beda. Namun Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam memberikan predikat orang yang menjalin hubungan baik dengan kerabatnya adalah bukan yang membalas budi.

Tapi orang yang mendapat predikat al-waashil yakni orang yang suka menyambung silaturahim. "Kalau ada kerabatmu yang memutuskan hubungan, lalu engkau datang menyambungnya, ini baru orang disebut al-waashil. Waashil itu predikat orang yang suka menyambung," jelasnya.

BACA JUGA:Seri Berbuat Baik #11, Bila Ingin Berbagi Utamakan Kerabatmu!

Disebutkan dalam hadits,

وَعَنْهُ ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ ، قَالَ : ❲ لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ ، وَلَكِنَّ الْوَاصِلَ ؛ الَّذِي إِذَا قَطَعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا ❳ . ❊ رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ.

Dari Abdullah bin Amr bin al-'Ash radhiyallahu 'anhuma, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa Beliau bersabda, "Yang disebut orang yang membina hubungan kekerabatan atau menyambung silaturahim itu bukanlah orang yang memberi balasan, tetapi orang yang menghubungkan persaudaraan adalah orang yang jika kaum kerabatnya memutuskan hubungan maka dia menyambungnya." (HR. Al-Bukhari)

Kata Ustadz Syafiq, hadist tersebut menjelaskan tentang kedudukan menyambung silaturahim.

Yang disebut orang yang membina hubungan kekerabatan, menyambung silaturahim itu, bukan al-mukafii.

Al-mukafii adalah orang yang memberikan balasan. Karena dia berbuat baik sama kerabatnya maka dia membalas kebaikannya. Misal, aku hutang budi sama dia, maka aku sekarang sedang membayar hutangku kepada dia.

BACA JUGA:Seri Berbuat Baik #10, Sambung Silaturahim Bisa Meluaskan Rezeki dan Memanjangkan Umur

Jadi, kalau ternyata ada kerabat yang memutuskan hubungan maka kita juga akan memutuskan. Sudah tidak mau kenal lagi. Ini berarti kita belum termasuk al-waashil.

"Yang disebut al-waashil adalah orang yang menjaga, menjalin hubungan kekerabatan. Siapa dia? Dia orang yang selalu menjaga hubungan baik. Kalau sudah hubungannya baik, alhamdulillah. Tapi ada kondisi-kondisi mereka memutuskan hubungan, ini orang menyambung," jelasnya.

Seperti halnya dalam beberapa hadits sebelumnya, tentang seorang sahabat yang mengadu kepada Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam.

Sahabat itu mengaku telah berbuat baik kepada keluargaku, ternyata mereka membalasnya dengan keburukan. Namun sahabat ini terus melakukan kebaikan, maka itu yang disebut al-waashil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: