MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID – Salah satu inovasi STEM Class yang sudah mulai diterapkan di SMP Negeri 7 Kota Magelang berhasil menyabet prestasi yang membanggakan.
Pasalnya, inovasi tersebut keluar sebagai pemenang dalam ajang perlombaan bergengsi Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) besutan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Republik Indonesia.
Pada kompetisi pelayanan publik tersebut, proposal STEM Class mampu lolos seleksi administrasi dan bergabung dengan 78 kelompok khusus dari seluruh Indonesia.
Ke depan, brillian ini akan bersaing ke tahap penjurian selanjutnya.
BACA JUGA:Siswa Terdampak Covid-19 Bisa Masuk Lewat Jalur Afirmasi,Disdikbud Siap Fasiliasi dalam PPDB
Kepala Bidang PAUD dan Pendidikan Masyarakat, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Magelang yang juga mantan Kepala Sekolah SMP Negeri 7 Kota Magelang, Laila Wulandari menuturkan bahwa cikal bakal tercetusnya STEM Class berangkat dari perkembangan siswa yang kurang maksimal.
“Sistem ini adalah interdispliner untuk mempelajari konsep akademik yang disandingkan dengan dunia nyata melalui prinsip sains, matematik, rekayasa, seni dan teknologi atau biasa disebut STEM,” katanya, Kamis, 12 Mei 2023.
BACA JUGA:149 Siswa Berhasil Menyelesaikan Pendidikan Bintara di Magelang
Menurut Laila, pengaplikasian STEM CLASS mampu menciptakan dampak yang baik bagi kognisi, empati, maupun perilaku para murid.
“STEM Class sendiri mengangkat tajuk Smart People for Smart City, harapannya dengan metode pengajaran ini mampu meningkatkan mutu kualitas pendidikan anak secara optimal,” lanjutnya.
Laila menjabarkan, tingkat kreativitas anak melalui STEM CLASS akan memperoleh poin 31,25 persen, yang mana angka tersebut akan meningkatkan pola kreativitas pada siswa.
BACA JUGA:Penting bagi Pencari Kerja! Pendidikan Formal Saja Tidak Cukup, Ternyata Harus..
“Tentunya, siswa dapat memodifikasi pencarian solusi dalam menghadapi permasalahan yang ada dengan karya yang indah, unik, dan out of the box,” terangnya.
Selain itu, menumbuhkan sisi kolaboratif dan komunikatif masing-masing dengan angka 40,43 persen.
“Pada bagian ini, murid akan bahu membahu, bekerja sama serta menjalin komunikasi dengan rekan-rekannya,” tuturnya.