Kekesalan Warga Magelang Enggan Pakai Pertamax karena Merasa Sudah Ditipu
Pengguna Pertamax di Kota Magelang kini mulai beralih menggunakan Pertalite imbas kasus korupsi di elit Pertamina.-WIWID ARIF-MAGELANG EKSPRES
Antara tahun 2018 hingga 2023, terungkap bahwa Pertamina membeli bahan bakar RON 90 dan mencampurnya menjadi RON 92.
Ia merasa telah ditipu oleh negara selama bertahun-tahun.
"Sudah terlanjur kecewa. Sekarang pakai Pertalite saja, walaupun harus download aplikasi tetek bengek," ungkap pengusaha wisata ternama di Kabupaten Magelang itu.
BACA JUGA:Klarifikasi BPJS Kesehatan Magelang Soal Perseteruan dengan Nafa Urbach
BACA JUGA:Perluas Wawasan Mahasiswa Polbangtan dan PEPI Kementan, Delegasi Jepang Kenalkan SSW
Sumardi (36) menganggap pembelian bahan bakar Pertamax sebagai salah satu cara agar kendaraan roda empatnya awet dan terjaga mesinnya.
Selain itu, pembakaran yang dihasilkan Pertamax lebih ramah lingkungan dan tidak perlu mengantre panjang seperti Pertalite.
Selama hampir lima tahun terakhir, petani tembakau asal Kaliangkrik, Kabupaten Magelang itu menggunakan Pertamax sebagai bahan bakar utamanya.
Ia menghabiskan antara Rp 300.000 hingga Rp 500.000 setiap minggu untuk pembelian tersebut, dengan aktivitas yang lebih banyak dilakukan di wilayah Magelang dan Jogjakarta.
"Terus terang saya seolah-olah merasa dibohongi selama bertahun-tahun. Saya pikir dengan menggunakan Pertamax bakal buat mesin kendaraan jadi awet. Ternyata Pertamax itu cuma Pertalite versi tidak antre," celetuknya.
Saat ini, ia merasa ragu untuk kembali menggunakan Pertamax atau beralih ke Pertalite. Ia masih merasa tidak nyaman jika harus membeli Pertamax, mengingat pengalaman buruk yang pernah dialaminya.
BACA JUGA:DPMPTSP Temanggung Bidik Investasi Rp2,3 Triliun di 2025! Strategi Jemput Bola Jadi Kunci
Selain itu, ia juga khawatir mengenai kondisi kendaraannya, karena beberapa temannya mengalami kerusakan pada saringan bahan bakar yang diduga disebabkan oleh penggunaan Pertalite yang terlalu sering.
Kasus korupsi dalam pengelolaan minyak mentah terus berlanjut sejak awal pekan ini. Setelah menangkap tujuh orang, Kejaksaan Agung kembali menetapkan dua tersangka baru, Rabu 26 Februari.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: magelang ekspres
