Menarik! Sejarah Boog Kotta Leideng, Saluran Air di Tengah Kota Magelang Sejak Zaman Kolonial Belanda

 Menarik! Sejarah Boog Kotta Leideng, Saluran Air di Tengah Kota Magelang Sejak Zaman Kolonial Belanda

Foto Boog Kotta Leideng dan Terowongan Plengkung Kota Magelang-ica&rias-Dokumen Pribadi

Aliran dari saluran yang sering disebut dengan Kali Kota ini menggunakan hukum gravitasi. 

Sumber air saluran ini diambil dari kali Manggis di desa Kedungsari, di mana posisi desa Kedungsari yang lebih tinggi dibandingkan wilayah selatan Kota Magelang, sehingga tekanan air yang ada sama sekali tidak menggunakan peralatan sama sekali. 

Untuk saluran yang memotong jalan raya, pemerintah Belanda membangun sebuah bangunan menyerupai benteng yang mana popluer dengan sebutan Plengkung. 

Bangunan tersebut juga mirip dengan terowongan pendek yang berada di bawah saluran air.

Dalam berbagai literatur, konsep ini disebut dengan Aquaduct atau Fly River. 

Namun pada era perang kemerdekaan, Plengkung ini juga dimanfaatkan oleh para pejuang sebagai benteng perjuangan. Mereka kerap naik ke atas Plengkung dan berkonfrontasi senjata dengan pemerintah kolonial Belanda.

BACA JUGA:Stasiun Pertama di Magelang yang Kini Tinggal Sejarah

Perlu diketahui bahwa di kota Magelang terdapat tiga bangunan Plengkung dengan tahun pembuatan yang berbeda-beda. Ketiganya memiliki rata-rata ketinggian 7 meter. 

Plengkung pertama terdapat di jalan Piere Tendean, yang menghubungkan taman Badaan (dahulu komplek perumahan perwira Belanda) dengan tangsi militer Belanda (sekarang RINDAM VII Diponegoro) tahun 1883. 

Plengkung kedua dibangun di jalan Daha pada tahun 1893, dan Plengkung ketiga terdapat di jalan Ade Irma Suryani berangka tahun 1920. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: